Reviewed by: Riki Paramita
IN NOMINE ODIUM, sebuah single terbaru dari Warkvlt setelah sebelumnya merilis album dengan judul yang sama di dalam periode Impish yang merupakan pre-Warkvlt. Dengan argumen ini tentunya kita dapat menyebut Impish – “Warkvlt” (2013) sebagai pre-full length album dari band ini yang dapat kita jadikan benchmark terhadap “In Nomine Odium” sebagai agresi mereka yang terbaru (Catatan: beberapa resensi barangkali akan menyebut Impish-“Warkvlt” (2012) sebagai pre-full length album dari Warkvlt atau Warkvlt dengan self titled, akan tetapi secara official “In Nomine Odium” adalah rilisan pertama dari band ini dengan nama Warkvlt. It doesn’t matter at all, karena saya lebih tertarik untuk fokus ke karya mereka sebagai point of reference).

“In The Name of Hate” dibuka dengan vokal Abaddon: “In the name of….” Dan langsung disambut dengan blastbeats drumming dan riffing gitar yang berkelebat cepat, dan dalam arti relatif lebih cepat dari karya-karya mereka sebelumnya di pre-Warkvlt. Pada 5 detik pertama track ini, saya dapat melihat bahwa style mereka sudah sangat berbeda. Departemen gitar bermain dengan lebih cepat dan mengkedepankan technicalities, sekilas mengingatkan kita pada style Infernus di “Revelation of Doom” (terutama yang rilisan 2011), dan secara agresif mengeksplorasi area-area yang bersifat non-Black Metal: perhatikan riffing pada 00:29-00:41, ini adalah riffing yang secara normatif adalah digunakan dengan vokal growl dan bercerita tentang gore stuff (Cannibal Corpse, Deranged, anyone?), dan pada 01:07 sampai 01:45 permainan gitar cenderung menjadi groovy sebelum dihentikan oleh suara senapan mesin (barangkali dari sang produser?) yang menyuruh Desecrator dan Helvete untuk kembali bermain cepat, dan pattern of riffing-pun berulang. Pada 02:58 sampai 3:29, pattern gitar tiba-tiba berubah menjadi sound yang membuat saya bernostalgia dengan Peter Tagtgren di “Satan’s Majestic Empire.” Singkat kata, departemen gitar secara signifikan merubah style dan arah permainan mereka untuk menjadi lebih technical, variatif, dengan eksplorasi yang berani, sebelum akhirnya ditutup dengan keyboard pada 04:02. Jangan khawatir, keyboard di sini adalah lebih sebagai outro dan tidak merubah wujud Warkvlt menjadi symphonic. Perubahan signifikan lainnya dapat dilihat di drumming-nya Blasphemy yang pada production yang sekarang terdengar lebih bold, dan sekilas seperti sound-nya Zbigniew Robert “Inferno” Prominski di era “Demigod.” Sound seperti ini secara efektif menegaskan agresivitas dari sound Warkvlt, disamping permainan Blasphemy sendiri yang memang terdengar lebih agresif dari sebelumnya. Di departemen vokal, Abaddon masih dengan in-pain screaming style, akan tetapi dengan ekspresi yang sedikit berbeda dari era Impish: ekspresi ‘marah’ lebih dominan. Barangkali hal ini sejalan dengan tema dari track ini (“In The Name of Hate”), dan Abaddon seperti biasanya sangat menjiwai materi yang disampaikan. Trade off barangkali terjadi di sektor bass, karena permainan yang lebih agresif pada sound yang baru ini, bass-nya Bathory seperti berada di ‘belakang’ dinding tebal sound gitar dan drum. Barangkali untuk rilisan berikutnya Warkvlt harus memperhatikan sektor ini karena kalau bicara eksplorasi, instrumen bass adalah salah satu media yang sangat representatif untuk show off (asal jangan menjadi terlalu progressive seperti Atheist atau Spiral Architect).

Secara overall, “In The Name of Hate” adalah sebuah eksplorasi yang berani dari masing2 musisi yang terlibat untuk menampilkan kreativitas-kreativitas yang berbeda, yang secara terukur mengadopsi beberapa aspek non-Black Metal tanpa harus keluar sama sekali dari norma-norma Black Metal (pendekatan yang diambil secara analogis adalah mirip dengan formulasi God Seed pada “I Begin”), meramu beberapa influence eksternal dan mengkonstruksikan sound yang masih sangat original dan trve, yang sekaligus menerbitkan harapan untuk sebuah standard baru di domain Black Metal di tanah air. Standard yang tinggi yang diperlihatkan pada Warkvlt – “In Nomine Odium” dapat menjadi blessings sekaligus curse, karena menimbulkan ekspektasi yang tinggi di kalangan fans Black Metal di tanah air untul rilisan full length mereka yang berikutnya. Sekarang adalah tergantung pada Desecrator dkk untuk mengkonversikan ekspektasi yang tinggi dari fans untuk menjadi motivasi (blessings) atau malah menjadi beban (cursed). Semper fi Warkvlt Legion!
Line Up :
- Desecrator – Guitar
- Helvete – Guitar
- Abaddon – Vocals
- Blasphemy – Drums, Programming
- Bathory – Bass
Tracks :
- In The Name of Hate
Categorised as: Black Metal, War Black Metal (with Progressive touch)


Lagu ini memang inspired nya Hate … lebih cocok jadi lagu death metal pada saat dibuat dan di konsep pada awalnya 🙂
A true grand declaration of war! Ditunggu full length album-nya!