GORGOROTH – “Under The Sign of Hell 2011” (2011): Apakah Memang Sangat Buruk?

Gorgoroth-Under 2011Article Written by: Riki Paramita

Setelah merilis “Quantos Possunt Ad Satanitatem Trahunt” pada 2009, Gorgoroth memasuki babak baru dari life cycle-nya sebagai elite di domain Black Metal. Sebuah era dimana Infernus, sang gitaris dan konseptor, kembali berperan secara sangat signifikan dalam penulisan track dan konsep album, setelah sebelumnya  sempat banyak diintervensi oleh Gaahl (Vokal) & King ov Hell (Bass) terutama pada periode “Incipit Satan” (2000) sampai “Ad Majorem Sathanas Gloriam” (2006). Hasilnya? “Quantos…” kembali menarik hati para purist di domain Black Metal dan album ini seringkali disebut-sebut sebagai bagian ke-3 dari trilogi “Pentagram” (1994) dan “Antichrist” (1996). Sementara itu “Under The Sign of Hell” (1997) masih disebut-sebut sebagai puncak dari Gorgoroth. Apakah hal ini yang mendorong Infernus untuk melakukan rekaman ulang terhadap materi-materi “Under The Sign of Hell” Continue reading

Sebuah Catatan Metal: Mengenang SODOM Live di Jakarta (2007), Bagian 2 dari 2

Sodom-Band 2007 1

Sodom, dengan formasi 2007: Bernd “Bernemann” Kost (Gitar), Tom Angelripper (Bass, Vokal), dan Bobby Schottkowski (Drums).

Reported by: Riki Paramita

  • Even: Sodom, Australia & Far East Tour 2007
  • Venue/ Date: Jakarta, 18 Juni 2007, GOR Bulungan (Indoor)
  • Opening Act: Noxa, The Negation (Malaysia), Mortus, Sucker Head
  • Event Organizer: Mipro (Boss Ucok)

Catatan: versi original dari artikel ini pernah di-posting di mailing list i-Rock!, pada 19 Juni 2007.

Sebagai salah satu opening act dan tampil tepat sebelum Sodom, Sucker Head menyudahi penampilan mereka dengan sangat rapi.  Krisna, Nano, Medy, dan Bakar tidak berlama2 dalam sound check, dan langsung main dengan sound yang sangat baik. Amazing, semuanya seperti serba terukur dengan baik: vokal Krisna, permainan bass, sound gitar, serta drum. Komposisinya sangat seimbang dan  sound yang dihasilkan relatif sangat clean. Krisna & teman-teman memainkan track2 mulai dari era “Blinded by the Light” (1995), “Mario Budak Industri” (1995), sampai pada sound Sucker Head modern seperti pada album  “Hipertensi” (2005). Penonton juga sudah mulai “panas” terprovokasi oleh Krisna & teman-teman. Permainan Sucker Head yang apik dan sound yang clean membuat saya mulai curiga dan bertanya2: jangan2 ini adalah puncak dari Metal conference malam ini. Ah, mudah2an tidak. Tidak lama setelah Krisna dkk turun panggung, Sodom dan beberapa teknisi mengambil alih panggung. Continue reading

Sebuah Catatan Metal: Mengenang SODOM Live di Jakarta (2007), Bagian 1 dari 2

Sodom 2006

Reported by: Riki Paramita

  • Even: Sodom, Australia & Far East Tour 2007
  • Venue/ Date: Jakarta, 18 Juni 2007, GOR Bulungan (Indoor)
  • Opening Act: Noxa, The Negation (Malaysia), Mortus, Sucker Head
  • Event Organizer: Mipro (Boss Ucok)

Catatan: versi original dari artikel ini pernah di-posting di mailing list i-Rock!, pada 19 Juni 2007.

Senin, 18.06.2007, 15:20. Jak TV: Meet and Greet with Sodom.

Damn! Tidak seperti biasanya,  saya sangat on fire pada hari Senin ini. Bagaimana tidak? Today is the day! It is “code red”: to be “obsessed by cruelty” and “masqueraded with blood”, to see “the sign of evil”, to do some “persecution mania”-cally, to be burned by “Agent Orange”, to realized that “the saw is the law”,  to be “tapped in vain”, to get shot by “M16” right to the head,  to “get what we’re deserved” to: to watch Sodom Live! “Until death do us unite.” (Catatan penulis: paragraf di atas adalah diambil dari nama album-album Sodom yang dirangkai menjadi sebuah kalimat sampai membentuk paragraf :-)). Continue reading

DREAM THEATER dan “Dream Theater” (Self Titled, 2013)

Dream Theater-S:TArticle written by: Riki Paramita

Sebuah self titled album, apabila dirilis setelah sebuah band eksis di genre-nya (dengan beberapa album) adalah lebih dari sekedar album ‘berikutnya’ melainkan sudah menjadi sebuah personal statement: sebuah personal statement tentang eksistensi, differensiasi dalam bermusik, perspektif pemikiran, dan seringkali menjadi semacam summary dari eksistensi band tersebut secara keseluruhan. Sebuah penegasan mengenai identitas dari band itu sendiri: sebuah album yang apabila didengarkan, diharapkan akan memberikan deskripsi yang relatif komprehensif dari band tersebut, dan tidak hanya berisikan tema atau topik yang seringkali bersifat diskret yang ditampilkan pada album-album ‘biasa.’ Singkat kata, sebuah self titled (terutama apabila bukan album yang pertama) akan memberikan tekanan psikologis tersendiri ke band yang bersangkutan untuk menghasilkan sebuah masterpiece dimana Continue reading

Top 20 Album Death Metal Menurut beyondheavymetal.com (Bagian 2 dari 2)

Deranged-Band

Deranged, salah satu aksi Death Metal dari Swedia.

Article written by: Riki Paramita

DEATH METAL: barangkali ini adalah salah satu musik dalam bentuk yg paling ekstrim yang pernah dimainkan oleh manusia; riff gitar yang cepat dan berat, ketukan drum yang seperti senapan mesin, dan vokal dalam format growl atau deep growl. Singkat kata: ekstrim! Kalau dianalogikan ke karya seni lain seperti seni rupa atau lukisan, barangkali ini adalah bentuk lukisan yang paling abstrak seperti karya Pablo Picasso atau Salvador Daly. Seperti halnya karya Picasso dan Daly, meskipun “abstrak” genre Death Metal tetap mempunyai komunitasnya tersendiri yang sangat loyal pada karya2 musisi di genre ini, meskipun jumlahnya (barangkali) tidak sebanyak komunitas genre2 lain yang lebih populer.

Bagian 2:

Continue reading

Top 20 Album Death Metal Menurut beyondheavymetal.com (Bagian 1 dari 2)

Erik Rutan

Erik Rutan dari Hate Eternal.

Article written by: Riki Paramita

DEATH METAL: barangkali ini adalah salah satu musik dalam bentuk yg paling ekstrim yang pernah dimainkan oleh manusia; riff gitar yang cepat dan berat, ketukan drum yang seperti senapan mesin, dan vokal dalam format growl atau deep growl. Singkat kata: ekstrim! Kalau dianalogikan ke karya seni lain seperti seni rupa atau lukisan, barangkali ini adalah bentuk lukisan yang paling abstrak seperti karya Pablo Picasso atau Salvador Daly. Seperti halnya karya Picasso dan Daly, meskipun “abstrak” genre Death Metal tetap mempunyai komunitasnya tersendiri yang sangat loyal pada karya2 musisi di genre ini, meskipun jumlahnya (barangkali) tidak sebanyak komunitas genre2 lain yang lebih populer. Continue reading

Mengenang SUFFOCATION Live di Jakarta (2007)

Suffocation-Band 2007

Suffocation, formasi 2007: Mike Smith (Drum), Derek Boyer (Bass), Frank Mullen (Vokal), Guy Marchais (Gitar), Terrance Hobbs (Gitar).

Reported by: Riki Paramita

Binded, Tortured, and Finally Got Killed: SUFFOCATION Live in Jakarta 2007

  • Even: Suffocation, Infecting Indonesia Tour 2007
  • Venue/ Date: Jakarta, 12 Agustus 2007, Pantai Festival Ancol
  • Opening Act: Panic Disorder, Kumal, Purgatory, Jasad, Tengkorak
  • Event Organizer: Mipro (Boss Ucok)

Catatan: versi original dari artikel ini pernah di-posting di mailing list i-Rock!, pada 14 Agustus 2007.

First of all,  saya ingin mengucapkan terima kasih dan salut yang sebesar2nya ke rekan2 Mipro, terutama Boss Ucok, yang sudah bersusah payah mendatangkan Suffocation ke Indonesia. You rule brothers! Well, saya bukanlah ‘the chosen one’ seperti rekan2 even organizer, musisi Extreme Metal lokal, atau para kontributor lainnya yang secara signifikan berkontribusi untuk dunia Metal di tanah air. I am nobody from nowhere. Kontribusi saya barangkali hanyalah pada level selemah-lemahnya ‘iman Metal’; yaitu menjadi Metalhead yang akan terus konsisten datang ke even2 Metal (Catatan penulis: hal ini sangat tidak konsisten, karena dari 2008 sampai 2013 aktivitas consulting secara telak mengalahkan aktivitas Metal :-(), membeli rilisan original dari musisi2 Metal lokal (masih konsisten sampai 2013 :-)), dan pada beberapa kesempatan menulis hal-hal yang positif tentang Metal (I’m trying! 🙂 2013); sehingga Metal tidak disalahartikan sebagai sub-kultur marginal yang seringkali berkonotasi negatif. Continue reading

Manajemen Perubahan: Cerita Tentang Tom Angelripper dan Gitar Bass-nya

Thomas Sucht Angelripper

Tom Angelripper dari Sodom, band Thrash Metal Jerman.

Article Written by: Riki Paramita

Catatan: versi original dari artikel ini pernah di-posting di mailing list i-Rock!, pada 6 Juni 2007 menjelang konser Sodom di Jakarta.

Ruhr – Gelsenkirchen,  Jerman Barat, 1980: Ruhr, sebuah kota kecil yang terletak di antara Essen dan Bochum, adalah salah satu kota industri yang menyokong sistem industri di tanah Bavaria. Ruhr mensuplai industri di negara Jerman Barat (1980, masih Jerman Barat) dengan hasil tambangnya yang melimpah, seperti batu bara dan biji besi. Masyarakat di kota tsb secara garis besar masih bersifat komunal, yang ditandai dengan sedikitnya keberagaman profesi  dan cara hidup; tidak mengherankan, karena sebagian besar penghuni kota kecil ini berprofesi sebagai pekerja tambang. Profesi yang sejak revolusi industri di Jerman, diwariskan turun temurun oleh seorang bapak ke anaknya, anaknya ke anaknya lagi, dan seterusnya. “Inherited fate” ini terjadi dari satu generasi ke generasi seterusnya.   Singkat kata, masyarakat di kota Ruhr ini seperti terbelenggu dengan rutinitas, pola pikir, dan bahkan “takdir” mereka sebagai pekerja tambang. Sepertinya tidak ada jalan lain untuk hidup. Continue reading

WARKVLT – In Nomine Odium (Single, 2013)

Warkvlt-In Nomine Odium

Reviewed by: Riki Paramita

IN NOMINE ODIUM, sebuah single terbaru dari Warkvlt setelah sebelumnya merilis album dengan judul yang sama di dalam periode Impish yang merupakan pre-Warkvlt. Dengan argumen ini tentunya kita dapat menyebut Impish – “Warkvlt” (2013) sebagai pre-full length album dari band ini yang dapat kita jadikan benchmark terhadap “In Nomine Odium” sebagai agresi mereka yang terbaru (Catatan: beberapa resensi barangkali akan menyebut Impish-“Warkvlt” (2012) sebagai pre-full length album dari Warkvlt atau Warkvlt dengan self titled, akan tetapi secara official “In Nomine Odium” adalah rilisan pertama dari band ini dengan nama Warkvlt. It doesn’t matter at all, karena saya lebih tertarik untuk fokus ke karya mereka sebagai point of reference).

Continue reading

IMPISH – Warkvlt (2013)

Impish-Warkvlt

Reviewed by: Riki Paramita

IMPISH, sang pendekar Black Metal dari bumi Pasundan dan album full length perdananya. Apa yang bisa kita harapkan dari sebuah rilisan lokal dengan genre Black Metal? Saya yakin bahwa rekan-rekan yang telinganya sudah terbiasa dengan Marduk, Dimmu Borgir, Emperor, Immortal, Gorgoroth, dan nama-nama impor lainnya, masih akan memberikan apresiasi yang sangat positif kalau mendengarkan rilisan Black Metal lokal: dimulai dari era embrio seperti screaming yang mengerikan Sacrilegious di “Lucifer’s Name Be Prayed”, Hellgods dengan “When The Forest Become My Kingdom”,  dilanjutkan dengan karya-karya yang lebih matang di era Metalik Klinik yang menghasilkan war anthem “Kabut Keabadian” yang menjadi lagu kebangsaan massa Black Metal di tanah air, eksistensi band-band Continue reading

DIMMU BORGIR – In Sorte Diaboli (2007)

Dimmu Borgir-In Sorte

Reviewed by: Riki Paramita, Jan 17, 2008 at 2:59 PM.

Adalah sebuah kesalahan besar apabila metalheads melewatkan rilisan anyar dari Dimmu Borgir ini yang bisa jadi merupakan sebuah milestone yang sangat representatif dalam upaya menjadikan Black Metal sebagai sebuah bentuk seni yang legitimate (a legitimate form of art). Pada mulanya saya cenderung menjagokan Emperor sebagai band Black Metal yang akan membawa Black Metal ke level yang lebih tinggi di blantika metal dunia, akan tetapi non-aktifnya Emperor menghasilkan album sejak Prometheus…(2001), dan perkembangan yang luar biasa pada Dimmu Borgir di tahun2 belakangan ini menjadikan ‘the chosen one’ sepertinya tidak akan jauh dari Shagrath dan seluruh personil dari kastil kegelapan (Dimmu Borgir = ‘dark castle’).

Continue reading

HATE ETERNAL – Fury & Flames (2008)

Hate Eternal-Fury

Reviewed by: Riki Paramita, Mar 11, 2008 1:24 PM.

HATE ETERNAL  (Baca: ERIK RUTAN) telah kembali, sang future king of Death Metal telah kembali, dengan sederet muka baru yang cukup berhasil menterjemahkan visi “the demon” (julukan Erik Rutan) ke dalam track2 Death Metal yang cepat, keras, teknikal, berkarakter, sekaligus berkelas. Hate Eternal memang seringkali disebut sebagai band pribadi Erik Rutan. Akan tetapi dukungan dari rekan2 musisi yang lain sangatlah berpengaruh terhadap resultan yang hendak dicapai, yaitu kualitas dari musik Hate Eternal sendiri. “Conquering the Throne” (1999) adalah sebuah euphoria pertama bagi Erik Rutan setelah lepas dari Morbid Angel; dan diimbangi oleh Doug Cerrito (gitar) dari Suffocation, sehingga sound yang dihasilkan secara garis besar adalah hybrid antara Suffo sound & Morbid Angel sound. Pengaruh dari band mereka

Continue reading

SERINGAI – Serigala Militia (2007)

Seringai-Serigala MIlitia

Shortly Reviewed by: Riki Paramita, Mon, Dec 10, 2007 at 10:35 AM.

SERINGAI – Serigala Militia adalah sebuah rilisan yang brilian. Yang menarik perhatian saya pada rilisan ini adalah pendefinisian konsep album & penulisan lirik yang dilakukan dengan sangat serius sehingga pada akhirnya menghasilkan track2 yang tidak saja kuat secara musikalitas tetapi juga kuat dalam konsep, lirik, dan tema album secara keseluruhan.  Perhatikan lirik2 pada “Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan)” atau “Citra Natural”; Seringai adalah lebih dari sekedar anak2 Harley yg bermain Metal: mereka juga menawarkan pemikiran yang relatif dalam yang dipandang dari perspektif youngsters yang sudah muak dengan segala hypocrisy di kehidupan sehari2. Sangat straightforward tanpa terkesan dangkal; dalam tanpa terkesan sok tahu atau menggurui. Konsep & lirik barangkali adalah salah satu bagian

Continue reading