GORGOROTH “Destroyer” (1998): Album Paling Berantakan Sekaligus Terbaik dari Sang Punggawa ‘True Norwegian Black Metal’

Infernus Gorgoroth 1

Roger “Infernus” Tiegs: sang gitaris, musisi multi-instrumen, komposer, dan konseptor dari Gorgoroth. Album Gorgoroth di tahun 1998 yaitu “Destroyer” adalah album yang ‘berantakan’ dan lebih tepat disebut sebagai album solo Infernus karena dia adalah satu-satunya musisi yang konsisten terlibat di setiap track. Foto: http://gorgoroth.info.

Gorgoroth Destroyer

Reviewed by: Riki Paramita

GORGOROTH adalah band yang penuh kontroversi, dicintai dan sekaligus dibenci oleh publik di skena Black Metal. Mulai dari kontroversi mengenai sikap, pendapat, dan pernyataan dari Roger “Infernus” Tiegs – sang Gitaris dan konseptor Gorgoroth – di media, masalah dispute dari nama Gorgoroth yang sampai melibatkan pengadilan, sampai ke arah bermusik Gorgoroth yang seringkali bereksperimen ke area yang mengejutkan bagi para fans mereka. Fans Gorgoroth sendiri secara garis besar terbagi 2: pertama adalah kelompok yang fanatik dengan sound klasik dari Norwegian Black Metal, terutama di periode awal kelahiran 2nd wave Black Metal. Kelompok ini sangat memuja album “Pentagram” (1994), “Antichrist” (1996), dan “Under the Sign of Hell” (1997). Kelompok kedua adalah yang pro terhadap Gorgoroth di era Kristian “Gaahl” Espedal dan Tom “King” Visnes berada di balik creative forces Gorgoroth. Kelompok kedua ini akan sangat menyanjung “Incipit Satan” (2000), “Twilight of the Idols” (2003), dan “Ad Majorem Sathanas Gloriam” (2006).

FYI, Decibel Magazine menempatkan “Incipit Satan” di peringkat 68 pada edisi ‘Top 100 Black Metal Albums of All Time.’ Sementara “Pentagram” dan “Antichrist” adalah berturut-turut di peringkat 101 & 102 (di luar Top 100). Sepertinya Decibel Magazine adalah termasuk di kelompok ke-2, yaitu lebih apresiatif terhadap Gorgoroth di era Gaahl & King. Black Metal memang bukan soal peringkat apalagi Top 100-an. 🙂 Akan tetapi apabila ditanya, album Gorgoroth mana yang menurut anda terbaik, maka kira-kira apa jawaban anda para pembaca? Bersama ini Beyondheavymetal.com setelah melakukan analisis awam yang penuh preferensi pribadi memberikan penilaian bahwa album Gorgoroth yang berkategori terbaik justru berada di periode yang penuh kekacauan setelah trilogi “Pentagram” – “Antichrist” – “Under the Sign of Hell” dan sebelum “Incipit Satan”, yaitu album “Destroyer, or How to Philosophize with the Hammer” yang dirilis di tahun 1998. Seburuk apakah album ini?

Album yang ‘Berantakan’: 4 Vokalis, 2 Gitaris, 3 Bassist, dan 3 Drummer

“Destroyer” adalah album yang berisikan 8 track yang direkam atas nama Gorgoroth pada periode 1994 sampai dengan 1998. Sekilas barangkali lebih mirip sekumpulan B-Sides atau demo Gorgoroth yang tidak dimasukkan ke album manapun pada periode tersebut. Barangkali hal ini benar adanya, apabila dilihat dari waktu rekaman dan line up di masing-masing track. Secara rekapitulasi musisi yang terlibat di album “Destroyer” adalah sebagai berikut:

Gorgoroth Destroyer Musicians

Pada gambar di atas terlihat bahwa untuk 8 track di album “Destroyer”, terdapat 9 musisi yang terlibat dimana masing-masing musisi bisa jadi memegang 2 instrumen bahkan lebih. Secara konvensional, hal ini tidak akan mungkin menghasilkan sebuah album yang representatif (apalagi bagus) karena sangat berpotensi bermasalah dalam hal karakter track yang tidak konsisten (karena para musisi yang terlibat di rekaman album tersebut tentunya mempunyai style-nya masing-masing), dan inkonsistensi dalam hal produksi (karena perbedaan waktu rekaman masing2 track yang tersebar di periode 4 tahun, walaupun dilakukan di studio yang sama yaitu Grieghallen Studio, Bergen – Norwegia). Apabila dilihat dari rentang waktu rekaman dan line up musisi yang terlibat di rekaman album ini, maka “Destroyer” dapat dikatakan sebagai album Gorgoroth yang paling berantakan dan tidak terencana.

Gorgoroth Destroyer1

Gorgoroth dengan formasi ‘berantakan’ di 1998: Gaahl (Vokal), Vrolok (Drum), Tormentor (Gitar, Bass, Drum), Infernus (Vokal, Gitar, Bass, Drum), T-Reaper (Vokal), dan Ares (Bass).

Akan tetapi Black Metal bukanlah masalah well-managed atau tidaknya sebuah album direkam. Dan juga bukan masalah terencana atau tidaknya proses pembuatan album tersebut. Album Black Metal yang dikategorikan bagus adalah album yang dapat merepresentasikan emosi yang tepat dan Black Metal feel yang sesuai dengan tema album tersebut. Kegelapan memang lebih dapat ‘dirasakan’ ketimbang ‘didefinisikan.’ Sebuah album Black Metal haruslah mempunyai ‘jiwa’ yang merupakan representasi dari kegelapan ke dalam bentuk aransemen musik. Untuk dapat menilai dan mengapresiasi album “Destroyer” dengan baik, maka ada baiknya kita tinjau album ini track by track. Akan tetapi tentu saja, tidak dapat dielakkan bahwa apresiasi terhadap art atau bidang kesenian lainnya adalah sarat dengan subjektivitas dan preferensi pribadi. Berikut adalah “Destroyer” track by track menurut penerawangan saya yang juga sarat dengan subjektivitas dan preferensi pribadi :-):

Gorgoroth 1998

Destroyer: Track by Track

Destroyer – 03:49  

Self-titled track yang membuka album “Destroyer.” Dibuka dengan noise yang melibatkan riffing gitar, ketukan drum, dan vokal gaahl yang di-mixing secara multi layer. Absurd dan penuh kekacauan. Baru pada 00:29 kita dapat mendengar riffing gitar yang listenable setelah vokal dan ketukan drum seperti melakukan jeda sesaat. Setelah itu barulah kita dapat menikmati “Destroyer” sebagai track yang sangat stylish di sektor gitar, rock-style bass, dan ketukan drum yang seperti ‘bernyawa’ yang walaupun pada kenyataannya track ini direkam dengan menggunakan drum-programming. Kristian “Gaahl” Espedal melakukan debutnya sebagai vokalis Gorgoroth di track ini. Akan tetapi pada album ini Gaahl hanya terlibat di track ini saja, karena 7 track lainnya direkam dengan 2 vokalis lainnya.

“Destroyer” adalah salah satu track Gorgoroth favorit saya selain beberapa track di 3 album awal mereka. Melalui “Destroyer”, terbukti bahwa Black Metal yang paling primitif sekalipun bisa terdengar catchy dan ‘easy listening.’ 🙂

Open the Gates – 05:29

Track kedua “Open the Gates” adalah sebuah ‘ajang pamer’ dari skill gitar Infernus yang tidak hanya bisa bermain ‘kasar’ melainkan juga fasih bermain stylish dan melodius. Roger “Tiegs” Infernus adalah salah satu dari sedikit gitaris Black Metal dengan skill yang mengarah ke virtuoso. Ada 2 sisi dari permainan gitar Infernus: epic dan teror. “Open the Gates” adalah mengeksploitasi sisi epic dan melodius dari Infernus. Yang juga patut mendapatkan pujian di sini adalah Bjørn Olav “Tormentor” Telnes yang menjadi tandem Infernus di sektor gitar. Vokal untuk track ini adalah ‘sangat Gorgoroth’, yaitu demonic-high-screaming dari Thomas “Pest” Kronenes yang 11 tahun kemudian kembali menjadi frontman Gorgoroth.

“Open the Gates” secara sempurna memperdengarkan kengerian dan keindahan dalam perpaduan yang sangat serasi. Apabila kita berbicara mengenai Black Metal feel yang epic dan majestic, maka “Open the Gates” adalah sebuah contoh yang sempurna.

Infernus 2

The Devil, the Sinner and His Journey – 02:36           

Sebuah track yang sangat mengerikan: Gorgoroth dalam bentuk yang sangat marah. Vokal Torgrim “T-Reaper” Øyre yang low-pitch-screaming menceritakan perjalan sang iblis baik di belahan dunia yang paling gelap maupun di neraka yang paling dalam. Blast beats drumming seperti ‘menenggelamkan’ permainan gitar Infernus, dimana di track ini Infernus bemain sendiri dan tidak didampingi Tormentor. Sepertinya mixing yang meletakkan sound drum berada ‘di depan’ adalah memang disengaja: untuk memberikan vibe teror, evil, dan agresif pada track ini.

Siapakah sang drummer yang suara drum-nya diperdengarkan dengan sangat dominan di track ini? Sang iblis di belakang drum kit ternyata adalah Kjetil-Vidar “Frost” Haraldstad dari Satyricon!

Om kristen og jødisk tru – 04:47           

Sebuah track berbahasa Norwegia yang terjemahannya kira-kira “About Christian and Jewish Faith.” Masih dengan vibe yang mirip dengan track sebelumnya, akan tetapi dengan beberapa bagian yang cukup melodius. Infernus kembali berduet dengan Tormentor di sektor gitar. Perhatikan riffing dan gitar solo mulai dari 01:53 sampai dengan 03:18: stylish dan melodius akan tetapi tetap dalam vibe yang gelap dan evil.

Mixing dan produksi di track ini adalah mirip dengan track sebelumnya (“The Devil…”), dan sedikit lebih ‘kotor’ dibandingkan dengan 2 track sebelumnya (“Destroyer” & “Open the Gates”). Memang, ada inkonsistensi dalam mixing & produksi di album ini. Akan tetapi menurut saya hal ini sah saja dilakukan karena sepertinya Peter Tägtgren, Eirik “Pytten” Hundvin, bersama-sama dengan Infernus & Gaahl yang terlibat di dalam mixing/ engineering & produksi berusaha untuk menampilkan potensi yang maksimal dari setiap track walaupun hal itu harus dengan bekerja lebih keras untuk ‘mencari’ sound yang tepat untuk masing-masing track. Sejauh ini tim mixing/ engineering & produksi menjalankan tugasnya dengan baik sekali.

Infernus

På slagmark langt mot nord – 05:08    

Track ini kembali tampil dengan sound yang berbeda. Sound pada track yang dalam Bahasa Inggris kira-kira berjudul “On Battlefields Far North” ini mirip dengan sound Immortal di era “Battles in the North” (1995). Pada track ini Infernus selain bermain gitar juga bermain bass dan sekaligus sebagai drummer. Departemen vokal masih dihuni Pest, Tormentor masih menjadi pendamping Infernus di departemen gitar. Clean vocals yang bernuansa epic sepertinya adalah untuk memberikan vibe Viking Metal di track ini. Track yang simpel, bernuansa suram, dan sekaligus epic.

Blodoffer – 03:19   

“Blodoffer” adalah track yang paling ‘necro’ di album ini. Low fidelity, yang sekilas lebih mirip sebuah demo ketimbang track yang berada di full length album. Ada aspek eksperimen dengan sound effect ala Industrial Metal yang secara konsisten dapat didengar dari awal sampai akhir track. Infernus di track ini memainkan semua instrumen termasuk vokal. Selain Infernus, masih ada Tormentor yang terlibat sebagai gitaris pendamping. Vokal Infernus yang terdengar seperti seorang tukang sihir dari daratan Mordor menarasikan “Blodoffer” (“Blood Sacrifice” dalam Bahasa Inggris) dengan sangat mengerikan.

Sepertinya keterlibatan Eirik “Pytten” Hundvin sebagai sound engineer sangat banyak sehingga track ini dapat ‘menemukan’ karakternya. Kenapa Pytten? Karena Pytten adalah subject-matters-expert untuk necro sound! Sementara untuk track yang agresif dan bertempo cepat, akan lebih tepat ditangani oleh Peter “The Abyss” Tägtgren.

The Virginborn – 08:15     

Track ini mempunyai sound yang mirip dengan track ke-1 dan ke-2: relatif clean dan semua instrumen dapat terdengar dengan jelas (termasuk permainan bass Ronny “Ares” Hovland). Hal yang berbeda adalah untuk sound gitar: sound gitar Infernus dan Tormentor mempunyai buzzing sound dengan nuansa trance/ hipnotis yang mirip dengan sound gitar Burzum di “Filosofem” (1996). “The Virginborn” bertempo lambat, dengan vibe yang dipengaruhi Doom dan Depressive Black Metal. Sepertinya track ini adalah salah satu dari eksplorasi liar Infernus untuk sound Gorgoroth. Dengan mixing dan produksi yang tepat, “The Virginborn” dapat menemukan karakternya berikut suasana dan emosi yang hendak disampaikan.

Tormentor

Slottet i det fjerne (Darkthrone cover) – 03:41          

Sebuah cover version dari Darkthrone (album “Transylvanian Hunger”, 1994), dimana semua instrumen dimainkan oleh Tormentor dan Infernus kembali menjadi vokalis! Hasilnya: solid dan mematikan! Produksi yang blurr dan ‘kotor’ tentunya adalah ‘wajib’ apabila meng-cover Darkthrone.

“Slottet i det fjerne” menutup album “Destroyer, or How to Philosophize with the Hammer” sebagai album Gorgoroth yang paling berantakan dan tidak terencana sekaligus sebagai salah satu masterpiece Black Metal dari skena Norwegia. “Destroyer” bukanlah album dengan nuansa avant-garde atau dengan musikalitas yang rumit seperti halnya album Dimmu Borgir atau Emperor. Akan tetapi album ini dengan sangat berhasil memberikan nuansa kengerian, gelap, evil, depresif, teror, dan sekaligus epic serta majestic melalui permainan musik yang brilian dari masing-masing musisi yang terlibat, dan kejelian telinga serta tangan dingin dari orang-orang di belakang meja mixing/ engineering/ produksi.

“Destroyer” adalah album yang mempunyai karakter yang sangat kuat dengan khazanah sound yang relatif luas. Dalam kekacauan yang terjadi di periode setelah 3 album pertama dan menjelang era Gaahl & King, Infernus dan kawan-kawan justru menghasilkan sebuah masterpiece yang akan menjadi abadi di skena Black Metal dunia.

Terus terang, saya tidak terlalu menyukai karakter Infernus secara personal. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa Roger “Infernus” Tiegs adalah seorang musisi Black Metal tingkat maestro yang menghasilkan karya-karya yang brilian. Hail Gorgoroth!

Musisi:

  • Infernus – Guitars (tracks 2-7), Bass (tracks 1, 3, 5, 6), Drums (tracks 5, 6), Effects (track 6), Vocals (tracks 6, 8)
  • Frost – Drums (track 3)
  • T-Reaper – Vocals (track 3)
  • Ares – Bass (tracks 2, 4, 7)
  • Pest – Vocals (tracks 2, 4, 5, 7)
  • Vrolok – Drums (tracks 2, 4, 7)
  • Gaahl – Vocals (track 1)
  • Tormentor – Guitars (tracks 1, 2, 4-8), All instruments (track 8), Effects (track 6)

Tracks:

  1. Destroyer – 03:49
  2. Open the Gates – 05:29
  3. The Devil, the Sinner and His Journey – 02:36
  4. Om kristen og jødisk tru – 04:47
  5. På slagmark langt mot nord – 05:08
  6. Blodoffer – 03:19
  7. The Virginborn – 08:15
  8. Slottet i det fjerne (Darkthrone cover) – 03:41

Recording Studio: Grieghallen Studio (Bergen, Norwegia), 1994 – 1998

Mixing Studio: Abyss Studio, February 1998

Production/ Engineering: Gaahl & Peter Tägtgren (mixing), Infernus (production & mixing), Eirik “Pytten” Hundvin (engineering)

Categorized as: Black Metal, 2nd Wave Black Metal, Norwegian Black Metal

Label: Nuclear Blast Records


Tentang Penulis

SAMSUNG CAMERA PICTURES

Riki Paramita adalah founderowner, dan penulis utama di Beyondheavymetal.com. Riki adalah pemerhati musik dan skena Extreme Metal, terutama untuk kategori Black Metal, Death Metal, dan Thrash Metal. Tujuan utama dari inisiatif Beyondheavymetal.com adalah untuk memperbanyak informasi mengenai rilisan anyar dan klasik untuk kategori musik Extreme Metal, sehingga informasi berbahasa Indonesia yang ditulis dengan bahasa yang baik, ringan, dan terstruktur mengenai rilisan-rilisan musik kategori ini tidak lagi relatif susah didapat, dan pada akhirnya dapat saling berbagi informasi dengan sesama penggemar. Dalam kesehariannya, Riki adalah konsultan Teknologi dan Manajemen Sistem Informasi yang sangat aktif terlibat di berbagai proyek baik untuk skala nasional maupun internasional.

Leave a comment