MARDUK “Serpent Sermon” (2012): Menyimak Nyanyian Sang Ular Berbisa dari Skandinavia

Marduk 2012 2

Marduk dengan formasi 2012: Lars Broddesson (Drum), Daniel “Mortuus” Rostén (Vokal), Magnus “Devo” Andersson (Bass), dan Morgan Hakansson (Gitar). Marduk menghasilkan “Serpent Sermon” di 2012 sebagai salah satu album mereka yang paling evil dan gelap. Foto: http://marduk.nu.

Marduk Serpent Sermon

Reviewed by: Riki Paramita

Setelah “La Grande Danse Macabre” Tour di awal tahun 2002, drummer Fredrik Andersson yang sudah 9 tahun duduk di belakang drum kit Marduk tidak lagi terlihat antusias untuk meneruskan hari-harinya bersama Marduk. Emil Dragutinovic kemudian direkrut untuk menggantikan Fredrik di belakang drum kit. Setelah selesainya album “World Funeral” (2003) dan tur untuk album tersebut di 2004, vokalis Erik “Legion” Hagstedt menghilang dan tidak pernah muncul lagi di sesi latihan Marduk. Padahal Marduk pada saat itu sedang intensif mempersiapakan materi baru. Langkah Erik “Legion” kemudian diikuti oleh bassist Roger “B-War” Svensson. Maka tinggallah Morgan Hakansson berdua dengan Emil Dragutinovic yang relatif masih baru dengan Marduk. Morgan kemudian bertekad untuk membangun kembali Marduk dengan merekrut Magnus “Devo” Andersson untuk posisi bassist (sebelumnya Devo pernah bermain di Marduk sebagai gitaris pada periode 1992-1994), dan Daniel “Mortuus” Rostén sebagai vokalis yang baru. Dan era Marduk dengan Mortuus sebagai frontman pun dimulai. Mortuus kemudian tidak hanya menjadi frontman Marduk, melainkan juga mempengaruhi arah bermusik Marduk di album-album berikutnya.

Daniel “Mortuus” Rostén Sebagai Vokalis: Love Him or Hate Him

Album “Plague Angel” yang dirilis di 2004 belum memperlihatkan perubahan yang signifikan pada sound Marduk, karena materi album ini sudah selesai sebelum Mortuus direkrut. Baru pada “Rom 5:12” (2007) dan “Wormwood” (2009), pengaruh Mortuus terlihat dengan sangat jelas. Kontroversial, bagi para fans Marduk yang ketika itu masih ‘kehilangan’ Erik “Legion” Hagstedt (termasuk saya ketika itu). Akan tetapi tidak sedikit yang menyambut baik kreativitas baru Marduk tersebut. Bagi fans yang masih kehilangan Legion, agak susah untuk menerima vokalis Marduk ‘bernyanyi’ dengan low pitch screaming yang cenderung growl, dan terkadang seperti seperti sedang muntah darah dan berkumur-kumur dengan darahnya sendiri (maaf, tapi beginilah interpretasi dan deskripsi saya terhadap gaya vokal Mortuus 🙂 ). Sekilas seperti Attila Csihar yang terkadang terlalu teatrikal. Musik Marduk pun mulai memasukkan pengaruh-pengaruh yang pada awalnya adalah langka atau bahkan tidak ditemukan di dalam musiknya Marduk, yaitu Doom dan Death Metal

Album Marduk yang dirilis pada 2012 yang lalu adalah album ke-4 dengan Mortuus sebagai frontman. Seburuk apakah “Serpent Sermon”? 🙂

20150414_152834

Serpent Sermon: Tidak ada Korelasi dengan EP “Iron Dawn” (2011)

Sebelum “Serpent Sermon” dirilis di 2012 yang lalu, saya sempat berharap bahwa album baru Marduk akan meneruskan sound dari EP “Iron Dawn” yang kembali dengan vibe War Black Metal yang simpel, straightforward, dan brutal. Akan tetapi ternyata di “Serpent Sermon” Marduk malah mengeksplorasi topik-topik yang bersifat generik di Black Metal. Sepertinya kali ini Morgan Hakansson dkk memang lebih tertarik untuk mengeksplorasi literatur mengenai topik2 standar Black Metal (darkness, anti-religion, blasphemy, death) ketimbang membuka literatur mengenai blitzkrieg atau Perang Dunia II. 🙂 Pada awalnya saya cukup kecewa dengan pilihan ini. 😦

Serpent Sermon: Track by Track

Serpent Sermon – 04:38

“Serpent Sermon” dibuka dengan track yang berjudul sama yang diawali dengan intro perkusi yang gelap dan suram. Sepertinya vibe yang hendak dicapai oleh Marduk lewat album ini adalah Black Metal yang agresif namun dengan feel yang sangat evil dan gelap, mengajak para pendengar untuk menjelajahi kegelapan dimana jiwa-jiwa yang hampa bergentayangan.

20150414_153129

Setelah drumming dan riffing gitar pembuka, Lars Broddesson di belakang drum kit langsung ngebut dengan blast beats yang merupakan trade mark dari musiknya Marduk. Mortuus membuka ‘nyanyiannya’ dengan vokal seperti sebuah deklamasi protes sang kegelapan terhadap khotbah sang ular (sermon of serpent) di ‘rumah ibadah’ yang penuh tipu daya dan kebohongan. Vokal Mortuus yang pada mixing dibuat berada di ‘depan’ menjadi pusat perhatian dari track ini dan sepertinya arah dari musik Marduk di album ini adalah untuk mengeluarkan semua potensi Mortuus sebagai seorang frontman. Sound gitar Morgan Hakansson masih dengan tune yang dipengaruhi Death Metal akan tetapi sedikit lebih ‘tebal’ dibandingkan dengan tune pada “Wormwood” (2009). Tune gitar Morgan membuat bass Magnus “Devo” Andersson menjadi tenggelam, padahal ada banyak potensi di sektor bass yang layak dikedepankan (misalnya pada ending track ini, cabikan bass Devo terdengar jelas dan dapat memberikan vibe yang tidak kalah gelap dan suram). Perhatikan riffing gitar Morgan pada chorus di track ini: melodius dan memberikan suasana atmospheric. Sebuah eksplorasi dan eksperimen yang cukup berhasil dari Morgan di sektor gitar.

Messianic Pestilence – 02:50

“Messianic Pestilence” masih dengan formula yang mirip: straightforward, blast beats dengan latar riffing yang terkadang terdengar melodius. Ada beberapa momen dimana gitar Morgan seperti ‘berhenti’ dan memberikan ‘kesempatan’ kepada Mortuus untuk memuntahkan amarahnya mengenai pengharapan kedatangan sang messiah yang menggerogoti pikiran sekelompok manusia seperti sebuah wabah (pestilence). “Messianic Pestilence” walaupun cuma berdurasi kurang dari 3 menit adalah track yang layak dikedepankan di album ini.

20150414_153245

Souls for Belial – 04:47

Perhatikan vokal Mortuus ketika di pembukaan track ini yang diiringi nada suram dari gitarnya Morgan, dan perhatikan juga vokal Mortuus ketika track ini sudah memasuki tempo cepat: sepertinya Mortuus ikut-ikutan kemasukan iblis yang selama ini merasuki Attila Csihar (Mayhem). Track ini adalah salah satu track yang menurut saya ‘sangat tidak Marduk’ dengan eksperimen yang tidak terlalu berhasil. Akan tetapi justru track ini yang mendapatkan eksklusivitas untuk dibuatkan video klip. Saya termasuk fans yang menjadi berpikiran negatif mengenai album “Serpent Sermon” setelah melihat klip track ini. Padahal ada banyak momen-momen Black Metal kelas satu di “Serpent Sermon” yang lebih layak dikedepankan. 😦

Into Second Death – 05:11

Track yang bertempo mid dengan permainan gitar yang groovy. Sekilas seperti sebuah track Heavy Metal yang dimainkan dengan tune Black Metal. Performansi vokal Mortuus adalah salah satu yang terbaik di track ini. Vokal Mortuus menjadi pusat perhatian dengan ‘nyanyian’ Black Metal-nya. Inilah era Mortuus: dimana vokal mendapatkan spotlight yang lebih dari sebelumnya, dengan teknik vokal yang relatif bervariasi.

Temple of Decay – 05:25

Track yang bertempo lambat dengan pengaruh Doom yang sangat kental. Drumming dari Lars yang bersifat rhytmic menjadikan track ini menjadi menarik untuk disimak. Suara koor yang melatarbelakangi vokal Mortuus di bagian chorus menjadikan track ini cenderung atmospheric dengan nuansa depresif dan gelap. Dengan ‘dosis’ Doom yang tepat, “Temple of Decay” menjadi salah satu track yang stand out di album ini.

20150414_153155

Damnation’s Gold – 06:48

Marduk kembali menaikkan tempo lewat “Damnation’s Gold”. Speedy Black Metal yang merupakan signature dari sang ular Skandinavia. Akan tetapi yang patut digarisbawahi adalah penggunaan blast beats yang tidak overused, melainkan juga melibatkan tempo dan riffing yang bervariasi. Pada momen bertempo lambat kita dapat menyimak dengan jelas permainan bass dari Magnus “Devo” Andersson yang memberikan vibe dramatis dan gelap. Pujian juga layak dialamatkan ke Lars Broddesson yang bermain dengan sangat cepat akan tetapi masih sangat terkontrol dan presisi.

“Damnation’s Gold” adalah seperti sebuah template yang mature dari arah musik Marduk yang baru. Penuh eksplorasi akan tetapi tidak melupakan agresivitas khas Marduk.

Hail Mary (Piss-Soaked Genuflexion) – 03:27

Sebuah track bertempo cepat dengan blast beats, penuh kebencian, yang merupakan tipikal track Marduk yang paling sering kita temui. Riffing gitar yang cepat, gitar solo yang chaotic, dan vokal Mortuus yang penuh amarah. Sekilas mengingatkan kita pada vibe “Christraping Black Metal” yang dirilis 13 tahun sebelum “Serpent Sermon.”

20150414_152923

M.A.M.M.O.N. – 03:30

Track ini adalah salah satu dari track yang dirilis lebih awal sebagai teaser sebelum “Serpent Sermon” dirilis. Sebuah track yang seimbang yang memadukan agresi dan kecepatan musik Marduk dengan ide-ide baru yang secara ekspansif memperluas sound Marduk. Perhatikan permainan gitar Morgan yang melodius di bagian chorus dan vokal Mortuus yang seperti ikut ‘melambat’, membisikkan M-A-M-M-O-N sebagai sebuah akronim dari lirik di bagian chorus.

Gospel of the Worm – 02:37

Track bertempo cepat dalam tempo kurang dari 3 menit, dengan riffing gitar yang ganjil dan sedikit ‘keluar’ dari pakem Black Metal yang umum. Sekilas seperti sebuah track dengan style Grindcore. Ah, siapa sih yang mendefinisikan ‘batasan’ Black Metal? 🙂

World of Blades – 07:09

“World of Blades” adalah track dengan durasi terpanjang di album “Serpent Sermon” versi standar. Bertempo mid dan sekilas ada vibe bernuansa epic yang diperdengarkan melalui gitar Morgan dan bass Devo. Permainan bass Devo dapat dengan jelas disimak di track ini, memberikan suasana dramatis dan epic, yang membuat “World of Blades” menjadi salah satu track non-blast beats yang layak dikedepankan di portofolio musik Marduk.

“World of Blades” juga menjadi salah satu track dengan komposisi paling rumit yang pernah diperdengarkan oleh Marduk. Sebuah bukti bahwa Morgan, Devo, dan Lars adalah musisi kelas satu yang tidak hanya jago menggeber tempo. Mortuus? Para haters sekalipun harus mengucapkan “hail Mortuus” sebagai penghormatan kepada sang frontman yang semakin memperlihatkan kontribusinya terhadap Marduk.

20150414_153044

Coram Satanae (Bonus Track) – 08:03.

Track ini adalah sebuah bonus track yang hanya terdapat pada “Serpent Sermon” edisi limited edition. Track ini dibuka dengan riffing dan kick drum yang semakin mempertegas ekspansi Marduk ke teritori yang lebih melodius dan (sekali lagi) bernuansa epic. Mortuus membuka ‘nyanyiannya’ yang seperti berdeklamasi dengan aksen Eropa Timur, yang langsung disambut dengan agresi blast beats Lars Broddesson dan jeritan gitar Morgan. “Coram Satanae” adalah sebuah penegasan terhadap fusion yang sempurna antara old Marduk dengan ide-ide baru yang bahkan sudah menyentuh teritori progresif. Sangat disayangkan bahwa track ini tidak diikutsertakan di dalam paket “Serpent Sermon” yang standar, karena track ini adalah salah satu yang terbaik.

Suara lonceng dari menara chapel menutup track “Coram Satanae” dan album “Serpent Sermon.” Menjadikan “Serpent Sermon” – nyanyian blasphemy sang ular berbisa dari Skandinavia, menjadi salah satu karya Marduk yang berkategori terbaik, yang telah berhasil dan dengan berani memasukkan influence baru yang lebih luas ke dalam style bermusik Marduk. Sebuah bukti bahwa Black Metal dalam bentuk yang paling gelap sekalipun masih sangat terbuka untuk berbagai inovasi tanpa harus melibatkan keyboards, clean vocals, apalagi female vocals.

Biarkanlah urusan eksplorasi dan fusion yang lebih jauh dengan melibatkan saksofon, musik elektronika, clean vocals, atau orkestra, kita serahkan kepada para jenius dari Norwegia yang seperti sedang kehilangan identitas dan bingung dengan arah post Black Metal yang mereka inisiasikan. Sementara untuk straightforward-in-your-face Black Metal, kita masih dapat mengandalkan Morgan Hakansson dan kawan-kawan.

Hail Marduk!

Musisi:

  • Morgan – Guitars
  • Devo – Bass
  • Mortuus – Vocals
  • Lars – Drums

Tracks:

  1. Serpent Sermon – 04:38
  2. Messianic Pestilence – 02:50
  3. Souls for Belial – 04:47
  4. Into Second Death – 05:11
  5. Temple of Decay – 05:25
  6. Damnation’s Gold – 06:48
  7. Hail Mary (Piss-Soaked Genuflexion) – 03:27
  8. A.M.M.O.N. – 03:30
  9. Gospel of the Worm – 02:37
  10. World of Blades – 07:09
  11. Coram Satanae (Bonus Track) – 08:03 

Recording Studio: Endarker Studio (Norrköping, Sweden), 2012

Production/ Engineering: Marduk/ Magnus “Devo” Andersson

Categorized as: Black Metal, 2nd Wave Black Metal

Label: Century Media Records


Tentang Penulis

SAMSUNG CAMERA PICTURES

Riki Paramita adalah founderowner, dan penulis utama di Beyondheavymetal.com. Riki adalah pemerhati musik dan skena Extreme Metal, terutama untuk kategori Black Metal, Death Metal, dan Thrash Metal. Tujuan utama dari inisiatif Beyondheavymetal.com adalah untuk memperbanyak informasi mengenai rilisan anyar dan klasik untuk kategori musik Extreme Metal, sehingga informasi berbahasa Indonesia yang ditulis dengan bahasa yang baik, ringan, dan terstruktur mengenai rilisan-rilisan musik kategori ini tidak lagi relatif susah didapat, dan pada akhirnya dapat saling berbagi informasi dengan sesama penggemar. Dalam kesehariannya, Riki adalah konsultan Teknologi dan Manajemen Sistem Informasi yang sangat aktif terlibat di berbagai proyek baik untuk skala nasional maupun internasional.

Leave a comment