MAYHEM “Ordo Ad Chao” (2007): Sebuah Konsep Kolaboratif Antara Progresivitas dan Pendekatan Klasik Necro Sound

Mayhem 2007 2

Mayhem formasi 2007: Jørn “Necrobutcher” Stubberud (Bass), Jan Axel “Hellhammer” Blomberg (Drum), Attila Csihar (Vokal), dan Rune “Blasphemer” Eriksen (Gitar).

Reviewed by: Riki Paramita

“As for “Ordo” (“Ordo Ad Chao”) I wanted everything to sound like sh#t, more or less. No joke. I wanted a really disturbing and muddy sound, totally opposite of “Chimera” and especially “Grand Declaration of War”, which both are very sterile, cold and clear sounding.” – Rune “Blasphemer” Eriksen

Saya adalah termasuk fans yang tidak antisipatif terhadap album MAYHEM “Ordo Ad Chao” (2007) ketika pertama kali mendengarkan album ini. Tidak antisipatif dalam arti belum sekalipun membaca resensi dari album ini sampai pada saat first listening. Ketika pertama kali mendengarkan sound Mayhem di track pertama “A Wise Birthgiver” saya masih belum mengerti arah dari Mayhem di album ini karena track ini adalah lebih bersifat sebagai sebuah intro ketimbang sebuah full track walaupun sudah ada riffing gitar dan drumming, dan kurang lebih sama dengan “Sylvester Anfang” pada “Deathcrush” (1987) atau “The Vortex Void of Inhumanity” pada “Wolf’s Lair Abyss” (1997) yang lebih tepat disebut sebagai rangkaian noise yang absurd dan random ketimbang sebuah track.

Mayhem Ordo Ad Chao 2007

Dan ketika track ke-2 “Wall of Water” baru dimulai beberapa detik yang ditandai dengan riffing pembuka oleh Rune “Blasphemer” Eriksen dan drumming Jan Axel “Hellhammer” Blomberg, saya malah berpikir bahwa ada yang merubah setting-an audio saya, sehingga suara yang dihasilkan menjadi sangat kasar, blurr, berat, sekaligus mixed up antara instrumen yang satu dengan yang lainnya. Ketika menyadari bahwa setting-an audio saya masih sama dengan semula, barulah saya sadar bahwa memang seperti inilah sound Mayhem di “Ordo Ad Chao”: Mayhem dengan berani melakukan langkah yang penuh risiko dengan kembali ke konsep Necro Sound/ Low Fidelity Black Metal. Apakah langkah ini dilakukan sebagai jawaban terhadap tuntutan para fans supaya Mayhem kembali melahirkan the next “De Mysteriis Dom Sathanas” (1994)? Entahlah. Karena sound yang dihasilkan adalah lebih gelap dan lebih necro dibandingkan dengan “De Mysteriis…” Pada saat itu saya sangat terkejut karena tidak menyangka bahwa Mayhem di era Rune “Blasphemer” Eriksen akan kembali ke konsep Necro Sound. Saya lebih terkejut lagi karena yang bertindak sebagai produser di “Ordo Ad Chao” adalah Rune “Blasphemer” sendiri. Seburuk apakah Necro Mayhem di tangan Rune “Blasphemer” Eriksen? 🙂

Mayhem Logo“Wall of Water” membuka “Ordo Ad Chao”: setelah opening riff dari Rune “Blasphemer” dan drumming dari Jan Axel”Hellhammer”, Rune “Blasphemer” memainkan riffing yang terdengar melodius namun entah kenapa terdengar sayup-sayup dan penuh noise (00:20 – 00:37) karena detail sound memang tidak ‘tertangkap’ oleh production Mayhem kali ini, dan kemudian masuk riffing gitar yang berat dan blast beats drumming. Dan terdengarlah ‘suara’ itu, yaitu vokal yang sangat muram dan dingin dari Attila Csihar! The voice pada “De Mysteriis Dom Sathanas”! Sejenak saya terbawa oleh déjà vu ketika pertama kali mendengarkan “De Mysteriis…” “Wall of Water” sepertinya memang sengaja dibuat dengan vibe yang sangat mirip dengan track2 pada “De Mysteriis…” dimana permainan gitar Rune “Blasphemer” Eriksen tidak lagi terdengar technical, melainkan fokus pada riffing yang terdengar ‘sederhana’, dengan production yang sangat ‘buruk’ dimana sound gitar terdengar seperti blurr dan cenderung tertutup oleh sound drum dan vokal Attila Csihar. Rune “Blasphemer” sekilas seperti ingin bermain seperti Øystein “Euronymous” Aarseth yang memang fokus pada rhythm yang tidak terlalu kompleks, akan tetapi terdengar berat dan dingin. Sebuah manuver yang sangat berisiko karena pada dasarnya permainan gitar Rune “Blasphemer” Eriksen mempunyai pendekatan yang sangat berbeda dengan Øystein “Euronymous” Aarseth. Sementara itu sound dari drum Jan Axel “Hellhammer” Blomberg terdengar sangat berat terutama ketika ketukan blast beats dan improvisasi dalam bentuk ropel drumming. Vokal Attila Csihar masihlah dengan pendekatan yang sama dengan “De Mysteriis…” yang seperti ‘mengembalikan’ karakteristik Mayhem yang sangat khas di sektor vokal yang seperti sempat hilang ketika Sven Erik “Maniac” Kristiansen menjadi frontman dalam kurun waktu 1995 – 2004. Attila masih dengan style ‘menggeram’ yang sekilas seperti orc yang sedang berdeklamasi, yang terkadang diselingin dengan low pitch screaming, vokal berbisik (whispering vocals), sampai vokal yang cenderung clean namun terdengar sangat depresif. Departemen bass? Tidak banyak yang bisa disimak dari permainan bass, dimana pada keseluruhan track di “Ordo Ad Chao” instrumen bass dimainkan oleh Rune “Blasphemer” Eriksen (walaupun pada sleeve CD nama Jørn “Necrobutcher” Stubberud masih disebutkan). Pada 02:31 – 03:53, Mayhem memperagakan permainan yang sedikit berbeda dengan pola-pola pada “De Msyteriis…” lewat drumming yang rhytmic dan permainan gitar yang berusaha untuk terdengar technical walaupun dalam balutan Necro Sound. Ternyata Rune “Blasphemer” Eriksen tidaklah berusaha untuk meniru permainan Øystein “Euronymous” Aarseth, melainkan lebih tepat untuk disebut berusaha mengkolaborasikan “Blasphemer” style yang technical dan progresif dengan pendekatan klasik Black Metal dalam bentuk Necro Sound. Melalui track pertama, “Wall of Water” upaya mengkolaborasikan old values dengan inovasi/ new values ini sepertinya cukup berhasil. Mayhem seperti berhasil mengembalikan karakter khasnya yang hilang sekaligus menunjukkan progress melalui permainan gitar yang modern dan technical.

Mayhem 2007Track berikutnya, “Great Work of Ages” adalah bersifat kontradiktif dengan ‘Wall of Water”: dibuka dengan pemainan gitar yang cepat dan terdengar modern (walaupun dibalut Necro Sound), dan kemudian melaju cepat dengan blast beats. “Work of Ages” sekilas terdengar seperti sebuah track di era “De Mysteriis…” yang sudah mengalami re-recording di sektor gitarnya dengan gitaris yang lebih kompleks dari Euronymous. Screaming yang ganjil dari Attila membuka “Deconsecrate”, sebuah track yang penuh eksplorasi ketukan dari Jan Axel “Hellhammer” baik di snare, tom-tom, dan cymbal. Vokal Attila juga sangat teatrikal: terkadang terdengar seperti deklamasi ‘gelap’ dan pada 30 detik terakhir seperti in-pain vocals yang (juga) ganjil, mengiringi permainan cepat Rune “Blasphemer” yang terdengar seperti serbuan jutaan lebah pembunuh. Track berikutnya adalah track yang berdurasi terpanjang di album ini, yaitu “Illuminate Eliminate” (09:40). “Illuminate Eliminate” dibuka dengan tempo lambat melalui gitar Rune “Blasphemer” yang melodik dan depreseif, plus ketukan lambat dan ritmik dari Jan Axel “Hellhammer”, dan vokal Attila yang terdengar seperti orc yang sedang ‘berkhotbah’ di dataran Mordor yang gelap. Sejujurnya, agak ‘melelahkan’ untuk mendengarkan “Illuminate Eliminate” terutama dari format musik yang bertempo lambat dengan iringan riffing gitar yang melodius namun depresif. “Illuminate Eliminate” adalah bagian yang paling menantang para pendengar di “Ordo Ad Chao.”

Mayhem 2007 3

“Psychic Horns” meneruskan vibe “Illuminate Eliminate”: dibuka dengan tempo lambat dan depresif, akan tetapi dengan beberapa variasi tempo, seperti di pertengahan dan akhir track, tempo menjadi cepat, dengan blast beats, membuat track yang didominasi permainan gitar yang cukup technical ini menjadi salah satu pusat perhatian di album ini. “Key to the Storms” mengakhiri sound yang depresif dengan pembukaan yang agresif, dan akan dikenang sebagai salah satu track Black Metal dengan vokal yang paling schizophrenic yang pernah diperdengarkan, dimana vokal Attila sekilas seperti pasien pengidap schizophrenia akut yang sedang melalui sesi terapi yang paling dalam dan menyakitkan. Track penutup “Anti” adalah track yang paling dekat dengan vibe “De Mysteriis…” dimana Jan Axel “Hellhammer” seperti sedang mengadakan advanced clinic untuk drumming di teritori Black Metal, yang diiringi oleh permainan gitar yang bersifat virtuoso melalui Rune “Blasphemer” Eriksen. Dan berakhirlah “Ordo Ad Chao.” Sebuah album dengan komposisi yang paling susah untuk dipahami di dalam portofolio Mayhem di Black Metal: sound yang ‘kotor’, raw, dingin, berat, dan sekaligus technical serta progresif. Sebuah album dengan pendekatan tradisional Necro Sound di satu sisi, dan dengan pendekatan technical serta progresif di sisi yang lain. Akan tetapi 2 values yang biasanya bersifat antithesis satu sama lainnya, bisa terdengar sangat kolaboratif di album ini.

Rune Blasphemer Eriksen

Apa pelajaran yang bisa kita tangkap setelah menyimak “Ordo Ad Chao”? Pertama, kita dapat melihat dengan sangat jelas bahwa Mayhem adalah band yang selalu evolve di setiap full length album-nya. “De Mysteriis Dom Sathanas” (1994) adalah album yang mendefinisikan 2nd wave Black Metal di era awal kelahirannya bersama-sama dengan band2 seangkatan seperti Burzum, Darkthrone, Gorgoroth, Immortal, dan Emperor. “Grand Declaration of War” (2000) adalah sebuah album yang bersifat ekspansif untuk memperluas definisi dan teritori Black Metal melalui eksperimen dan eksplorasi yang relatif lebih luas. “Chimera” (2004) adalah album yang merepresentasikan ekspansi secara technicalities dalam koridor yang lebih sempit dari “Grand Declaration…” Sementara itu “Ordo Ad Chao” (2007) adalah seperti sebuah album dengan konsep kolaboratif antara pendekatan tradisional 2nd wave Black Metal dalam bentuk Necro Sound dengan pendekatan-pendekatan yang lebih modern dan progresif seperti halnya “Grand Declaration…” dan “Chimera.” Sebuah usaha untuk memperluas dan ‘menantang’ batasan dari pendekatan tradisional 2nd wave Black Metal. Kemana arah kreativitas Mayhem setelah “Ordo Ad Chao”? Menarik untuk disimak, karena pada bulan Juli 2014 ini Mayhem akan melepas full length album ke-5 yaitu “Esoteric Warfare”, dimana departemen penulisan lagu/ komposer akan ditempati oleh Morten “Teloch” Iversen setelah Rune “Blasphemer” Eriksen merasa kreativitasnya sudah mencapai ‘batasannya’ dan memutuskan untuk meninggalkan Mayhem tidak lama setelah dirilisnya “Ordo Ad Chao”, dan meninggalkan legacy dalam bentuk salah satu periode paling kreatif dan ekspansif di life cycle Mayhem sebagai salah satu inovator utama di skena Black Metal dunia.

Musisi:

  • Sven Erik “Maniac” Kristiansen – Vocals
  • Jan Axel “Hellhammer” Blomberg – Drums
  • Jørn “Necrobutcher” Stubberud – Bass
  • Rune “Blasphemer” Eriksen – Guitars

Tracks:

  1. A Wise Birthgiver – 03:30
  2. Wall of Water – 04:40
  3. Great Work of Ages – 03:52
  4. Deconsecrate – 04:07
  5. Illuminate Eliminate – 09:40
  6. Psychic Horns – 06:32
  7. Key to the Storms – 03:52
  8. Anti – 04:33

Categorised as: Black Metal, 2nd Wave Black Metal

Leave a comment