
Deicide, sang veteran Death Metal dengan formasi 2013: Jack Owen (Gitar), Kevin Quirion (Gitar), Steve Asheim (Drum), dan Glen Benton (Vokal, Bass).

Reviewed by: Riki Paramita
DEICIDE kembali merilis album terbaru mereka pada akhir 2013 yang lalu, yaitu “In The Minds of Evil”, dimana menurut Steve Asheim (drummer Deicide) agresi mereka yang terbaru ini adalah lebih gelap dari segi lirik dan mempunyai vibe yang mirip dengan “Legion” (1992). Pernyataan Steve Asheim tentang lirik sepertinya tidak akan terlalu ditanggapi oleh para fans. Deicide adalah Deicide, semua track adalah driven by hatred. Sementara itu mengenai vibe yang mirip dengan “Legion” sepertinya juga akan ditanggapi dengan dingin oleh para fans, karena pernyataan ini bukanlah yang pertama, dan para fans senantiasa dipenuhi oleh kekecewaan atau sedikit kecewa setelah menyimak album yang dimaksud. “Legion” masih sangat susah untuk ditandingi, termasuk oleh Deicide sendiri. “Legion” yang dirilis pada 1992 adalah “Master of Puppets” untuk Death Metal. Signifikan, legendaris, dan susah (atau bahkan tidak mungkin) untuk diulang. Jadi, adalah wajar kalau Deicide “In The Minds of Evil” tidak terlalu diantisipasi oleh para stakeholder Death Metal. Termasuk saya. Seburuk apakah Deicide “In The Minds of Evil”?
“In The Minds of Evil” dibuka oleh track yang berjudul sama dengan judul album. Track ini memutarbalikkan pesimisme saya tentang album ini. Secara mengejutkan Deicide ternyata mengambil jalur yang tidak biasa: musik Deicide mengalami banyak simplifikasi relatif terhadap musik mereka ketika Ralph Santolla masih berada di departemen gitar. Jack Owen dan Kevin Quirion bermain simpel namun groovy, sementara Steve Asheim di belakang drum kit bermain dengan sangat baik mengimbangi duet gitaris dan tidak memaksakan untuk bermain cepat. Glen Benton? Vokal Mr. Benton mengalami perbaikan: masih dengan format Death Metal growl akan tetapi dengan sentuhan modern dan terdengar lebih decipherable. Departemen bass? Produksi pada album ini cukup jernih dan memberikan ruang yang cukup untuk permainan bass Glen Benton untuk bisa disimak. Tidaklah percuma kalau Jason Suecof, sang produser, menghabiskan banyak waktu untuk memoles permainan bass dan teknik vokal sang frontman. Deicide seperti menemukan sebuah template yang representatif untuk mengeksploitasi sound Death Metal klasik sehingga menjadi masih sangat relevan di era sekarang: klasik dan groovy tanpa terdengar ‘tua’. Sama sekali tidak buruk, bahkan menumbuhkan ekspektasi yang tinggi untuk benar-benar dapat menyamai album self titled mereka (1990), “Legion” (1992), “Once Upon The Cross” (1994), dan “Serpents of The Light” (1995). Akan tetapi kritik juga layak diberikan pada pendekatan ini, dimana hampir semua lagu menggunakan pendekatan yang sama, sehingga mengurangi wow factor untuk album ini secara keseluruhan. Akan tetapi album ini sangat menjanjikan dengan track2 seperti “ In The Minds of Evil”, “Thou Begone”, “Godkill”, “Beyond Salvation” atau “Kill the Light of Christ.”
Bagaimana “In The Minds of Evil” dalam perspektif penulisan lagu (songwriting) dan lirik? Pertanyaan ini akan dijawab dengan sebuah pertanyaan juga: apakah ada kebencian yang dapat dikonversikan menjadi sesuatu yang produktif? Apakah productivity by hate bisa menjadi driving force untuk menghasilkan sebuah karya? Jawabannya adalah ‘iya’ apabila pertanyaan ini diajukan ke Glen Benton, sang bassist sekaligus vokalis dari Deicide. Deicide adalah salah satu dari sedikit band di genre Death Metal yang sangat konsisten dalam topik lagu dan tema album, dimana hatred dan blasphemy selalu menjadi topik dari album-album Deicide sejak debut album mereka yang self titled sampai di album ini. Jadi, bisa dikatakan tidak ada pergerakan sama sekali di sektor ini. Sekali lagi, Deicide adalah Deicide.
Deicide pasca kepergian Hoffman bersaudara adalah sebuah penurunan yang pelan tapi pasti, dengan “The Stench of Redemption” (2006) sebagai sebuah anomali dimana album ini dapat disejajarkan dengan karya-karya mereka di periode awal. Kepergian Ralph Santolla jelas merupakan sebuah pukulan bagi Deicide, dan kehadiran Kevin Quirion sepertinya belum dapat menggantikan sosok Ralph apalagi melebihi kontribusi Ralph di “The Stench of Redemption.” Akan tetapi melalui rilisan anyar mereka ini Deicide seperti kembali menemukan touch mereka dalam bentuk Death Metal yang lebih groovy namun tetap straighforward. Old school style yang cukup menarik perhatian sekaligus minim inovasi. Akan tetapi tentunya kita tidak akan mengharapkan Deicide untuk berinovasi/ bereksperimen untuk menjadi lebih melodius, teknikal, atau progresif tentunya. Ini adalah Deicide, f#$%ing old school Death Metal yang straightforward dan memang sudah seharusnya seperti apa adanya! Get this album and bang your head to the wall! 🙂
“In The Minds of Evil” adalah sebuah album Classic Floridian Death Metal yang representatif, akan tetapi secara musikalitas masih berada di bawah Carcass “Surgical Steel” atau Suffocation “Pinnacle of Bedlam” yang sama-sama dirilis di tahun 2013 yang lalu. Bagaimana posisi album ini dibandingkan dengan “Legion” yang legendaris? “In The Minds of Evil” belumlah bisa menyamai “Legion”, akan tetapi memberikan sebuah open statement ke stakeholders Death Metal bahwa Deicide masih hidup, dengan segudang potensi, dan masih sangat menjanjikan.
Musisi:
- Glen Benton – Bass, Vocals, Lyrics
- Kevin Quirion – Guitars
- Jack Owen – Guitars
- Steve Asheim – Drums
Tracks:
- In the Minds of Evil – 03:53
- Thou Begone – 03:44
- Godkill – 03:11
- Beyond Salvation – 02:57
- Misery of One – 03:21
- Between the Flesh and the Void – 03:54
- Even the Gods Can Bleed – 02:58
- Trample the Cross – 03:00
- Fallen to Silence – 03:09
- Kill the Light of Christ – 03:30
- End the Wrath of God – 03:13
Categorised as: Death metal, Old School Death Metal, Floridian Death Metal
