
Gorgoroth formasi 2009: Frank Watkins (Bass), Infernus (Gitar), Skyggen (Gitar), Pest (Vokal), dan Vyl (Drums). Skyggen dan Vyl adalah additional musician untuk live session.

Shortly Reviewed by: Riki Paramita
“Quantos Possunt ad Satanitatem Trahunt” (2009) menandakan era baru di Gorgoroth dimana sang founding father dan konseptor dari band ini, yaitu Infernus (aka Roger Tiegs) kembali memegang peranan yang signifikan dalam proses kreatif untuk penulisan lagu, komposisi musik, dan tema dari album. Sebelumnya, kurang lebih selama 8 tahun ke belakang driving forces di dalam tubuh Gorgoroth dipegang oleh duet Gaahl (aka Kristian Espedal) dan King ov Hell (aka Tom Cato Visnes) mulai dari penulisan lagu, komposisi musik, tema album, bahkan sampai proses kreatif di desain stage act (masih ingat Krakow gigs yang kontroversial?). Pasca perpisahan yang kisruh dengan Gaahl dan King ov Hell, Infernus kembali menghimpun kekuatan untuk menentukan arah Gorgoroth selanjutnya melalui album ini, “Quantos Possunt ad Satanitatem Trahunt” (untuk selanjutnya disebut dengan “QPAST”).
Untuk proses kreatif di “QPAST”, Infernus merekrut kembali vokalis yang dulu pernah memperkuat Gorgoroth di album “Under The Sign of Hell” (1997) yaitu Pest (aka Thomas Kronenes). Untuk departemen bass yang dulunya dihuni oleh King ov Hell, Infernus merekrut Frank Watkins yang dikenal dengan jam terbangnya yang tinggi bersama Obituary, legenda Death Metal dari daratan Amerika. Sementara di belakang drum kit, Infernus mempercayakan ke Tomas Asklund, orang Swedia yang dikenal melalui kontribusinya bersama Dissection dan Dark Funeral. Tomas Asklund juga merupakan pemilik dari Monolith Studio, sebagai headquarters dalam pembuatan “QPAST.” Sementara itu semua kreativitas di departemen gitar adalah mutlak milik Infernus. Hasilnya adalah album “QPAST” yang seolah-olah merupakan sebuah rangkaian terakhir dari trilogi yang melibatkan “Pentagram” (1994) dan “Antichrist” (1996).

Infernus, sang driving force di belakang Gorgoroth modern. Masih dengan norma-norma klasik True Norwegian Black Metal: corpse paint, asesoris paku, dan gimmick yang dingin dan evil.
QPAST kembali ke pola Gorgoroth di awal 90-an yang stylish, penuh thrashy riffs, sekaligus technical. Pada QPAST, porsi track yang bertempo pelan (bahkan sangat pelan, seperti “Prayer” atau “Rebirth”) mendapatkan porsi yang seimbang dengan track2 yang bertempo cepat. Akan tetapi hal ini tidak menjadi masalah karena riffing-nya Infernus cukup menarik untuk disimak (perhatikan “New Breed”, “Cleansing Fire”, atau track pembuka “Aneuthanasia”), dan style Infernus di sini barangkali memang sudah masuk ke dalam teritori technical atau melodic (untuk track yang bertempo lambat). Jadi secara komposisi, track2 di QPAST ini cukup menarik untuk disimak dan tidak membosankan seperti kebanyakan band Extreme Metal/ Black Metal yang cenderung terperangkap di pola bermusik yang itu2 saja. Infernus membuktikan bahwa di area Black Metal sekalipun selalu ada banyak celah untuk kreativitas2 baru walaupun hanya dalam bentuk variabilitas di area riffing gitar. Inovasi walaupun di area yang sempit, seringkali menimbulkan efek resultan yang luas. Selain aspek technicalities di guitar riffing, kita masih akan menemukan value2 dari classic Norwegian Black Metal seperti pemilihan sound gitar yang raw, dan demonic screaming vocals ala Gorgoroth di era awal. Vokalnya Pest yang seperti Gollum yang sedang marah benar2 memberikan aura evil pada album ini. “Pest is angry as hell”, komentar Infernus di sela2 sesi rekaman album ini.
Basically, saya sebenarnya lebih prefer ke Black Metal dalam tempo yang lebih cepat seperti halnya Marduk atau Dark Funeral. Akan tetapi album ini (kembali) memberikan semacam pencerahan bahwa Black Metal yang raw & evil dapat tampil dalam bentuk yang sangat technical tanpa melulu mengumbar blast beats. Sekali lagi, pola seperti ini adalah sebuah déjà vu dengan “Pentagram” (1994) dan “Antichrist” (1996). QPAST adalah sebuah rilisan yang brilian dari Infernus dan teman-teman barunya. Gorgoroth sudah kembali: gelap, dingin, dan evil.
Konsistensi Infernus di jalur Norwegian Black Metal yang tradisional adalah cukup ‘menyegarkan’ untuk fans yang masih sangat memuja bentuk ‘asli’ dari True Norwegian Black Metal. Terutama setelah beberapa nordic gods melepas corpse paint dan asesoris paku, dan menjelma seperti seorang model dari rumah mode Hugo Boss atau Armani: dengan jaket kulit dan blazer mewah, kacamata hitam, dan rambut yang sama mengkilatnya dengan sepatu kulit mereka. Infernus adalah representasi dari para purist di domain Black Metal. Sementara Ihsahn dan Satyr yang modis adalah merepresentasikan para explorer yang menjelajah menembus batas untuk menuju Black Metal yang tidak berbatas. Skena Black Metal dunia memang membutuhkan kedua pendekatan ini: jalur purist yang menjaga norma tradisional dan jalur explorer yang akan mendefinisikan ulang blue print dari Black Metal di masa depan.
Line Up:
- Pest – Vocals
- Tomas Asklund – Drums
- Bøddel (aka Frank Watkins) – Bass
- Infernus – Guitars
Tracks:
- Aneuthanasia – 02:19
- Prayer – 03:33
- Rebirth – 06:34
- Building a Man – 03:23
- New Breed – 05:29
- Cleansing Fire – 03:13
- Human Sacrifice – 03:46
- Satan-Prometheus – 05:37
- Introibo ad Alatare Satanas – 00:53
