Sebuah Catatan Metal: Mengenang SODOM Live di Jakarta (2007), Bagian 1 dari 2

Sodom 2006

Reported by: Riki Paramita

  • Even: Sodom, Australia & Far East Tour 2007
  • Venue/ Date: Jakarta, 18 Juni 2007, GOR Bulungan (Indoor)
  • Opening Act: Noxa, The Negation (Malaysia), Mortus, Sucker Head
  • Event Organizer: Mipro (Boss Ucok)

Catatan: versi original dari artikel ini pernah di-posting di mailing list i-Rock!, pada 19 Juni 2007.

Senin, 18.06.2007, 15:20. Jak TV: Meet and Greet with Sodom.

Damn! Tidak seperti biasanya,  saya sangat on fire pada hari Senin ini. Bagaimana tidak? Today is the day! It is “code red”: to be “obsessed by cruelty” and “masqueraded with blood”, to see “the sign of evil”, to do some “persecution mania”-cally, to be burned by “Agent Orange”, to realized that “the saw is the law”,  to be “tapped in vain”, to get shot by “M16” right to the head,  to “get what we’re deserved” to: to watch Sodom Live! “Until death do us unite.” (Catatan penulis: paragraf di atas adalah diambil dari nama album-album Sodom yang dirangkai menjadi sebuah kalimat sampai membentuk paragraf :-)).

Sodom-Band 2007

Saya bersama dengan 3 rekan Metalheads: Hendro Stratocaster, Supri Desecrator, dan Uyung (dari “Surga Distro”, sebuah distro merchandise Metal) sudah sampai di lokasi setelah sebelumnya bertemu di meeting point di Hotel Century. Ternyata di sana sudah banyak menunggu para local metal heroes seperti Ombat Nasution (Tengkorak), Arian13 (Seringai), atau Andri (DeadSquad). Mostly dressed in black shirt, dimana kita semua sedang menunggu kedatangan Sodom untuk acara meet and greet. Ternyata tidak ada istilah stranger untuk komunitas hitam-hitam ini, semuanya larut dalam chit-chat yang sangat bersahabat termasuk untuk stranger seperti saya. Tidak ada batasan antara musisi, pemilik distro, promotor, atau (hanya) seorang fans biasa – seperti saya. Semuanya larut dalam percakapan akrab yang sekilas seperti teman2 dekat yang sudah lama tidak bertemu, yang tentu saja membicarakan topik yang mempersatukan kami semua: Metal! What a community!  Tiba2 situasi menjadi sedikit gaduh karena teriakan2 dan tepuk tangan; and here they come: Tom Angelripper (Bass, Vokal), Bobby Schottkowski (Drum), dan Bernemann (Gitar)  sudah memasuki ruangan dan menempati tempat pada konferensi pers. Konferensi pers-pun dimulai, dan waktu yang tersedia untuk konferensi pers ternyata hanya 15 menit. Hal ini disebabkan karena Tom dan teman-teman sudah harus segera ke GOR Bulungan untuk sound check. Dalam 15 menit ternyata tidak banyak informasi2 baru yang saya dapat karena pertanyaan2 yang muncul adalah pertanyaan standar yang barangkali sudah berkategori frequently asked questions (FAQ), seperti alasan untuk Tom memilih jalur Thrash Metal dalam bermusik, pesan2 yang ingin mereka sampaikan dengan musiknya, dan pertanyaan2 standar lainnya. Padahal saya berharap akan muncul pertanyaan2 yang ‘menjurus’ seperti:

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Bobby Schottkowski, Tom Angelripper, Bernd “Bernemann” Kost, dan Boss Ucok (Mipro) ketika konferensi pers, 18 Juni 2007.

  • “Do you still speak with Frank Gosdzik, Uncle Tom ?” Hal ini berhubungan dengan hubungan Tom Angelripper dengan mantan rekan gitarisnya di Sodom, yaitu Frank Gosdzik yang mendadak meninggalkan Sodom dan pindah ke Kreator pada periode 1989/ 1990. Konon hubungan Tom dan Frank masih belum kunjung membaik.
  • “Once you said that Frank is the most skilled guitarist ever played with Sodom. Until when? Until Now?” Sebuah pertanyaan yang sangat provokatif tentunya.   
  • “How could you involved in such weird metal project, like the Desperadoz?” Tom Angelripper pernah terlibat di band Desperadoz yang memainkan Heavy/ Thrash Metal dengan nuansa western/ cowboy. Band yang sangat unik dan aneh.
  • “Sodom is one among Metal bands with a very high turn over on its personnel. What do you want to say about this, Uncle Tom?” Pertanyaan yang provokatif, sangat provokatif! 🙂
  • “What is your vision for  Sodom for the next 10 years?” Sebuah pertanyaan yang sangat-sangat tidak Metal. 🙂

Sodom, meet & greet 2

Barangkali seharusnya sayalah yang harus mengajukan pertanyaan2 tersebut. Tetapi saya seperti terkesima, melongo, bengong, atau apalah namanya. Just, don’t believe that I’m standing directly in front of Tom Angelripper himself. Tom menjawab semua pertanyaan2 di konferensi pers dengan tenang, rileks, dan dengan sangat rendah hati, tanpa sedikitpun attitude2 yang pada umumnya dapat kita lihat pada seorang Rockstar (terminologi Metalstar belumlah baku :-)). Tom ternyata sangat humble, ramah, dan sekilas terlihat seperti bule2 next door biasa. Ah, sangat berbeda dengan rekannya sesama musisi Thrash Metal Jerman yang juga berkunjung ke Jakarta pada September 2005 yang lalu.  Kostum Tom juga sangat kasual: parodi kaos bola berwarna  biru (FC Schalke 04) dengan nomor punggung 3, dengan nama “Angelripper”, dan tulisan “Onkel Tom” di bagian depan. Cool juga!  Kemudian, sesi tanya jawab selesai sudah, dan acara berikutnya adalah sesi bagi2 tanda tangan. Whoa! I won’t miss this one! Untuk sesi ini saya membawa cover DVD Sodom “Lords of Depravity Part 1” untuk ditandatangani oleh Tom & teman-teman.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Saya langsung ikut mengantri, dan tidak beberapa lama kemudian DVD milik saya sudah ditandatangani oleh Tom, Bobby, & Bernie. Kemudian tiba2 ada seorang fans yang menerobos antrian untuk minta tanda tangan Tom dan kawan-kawan, yang menyebabkan gelas di atas meja jatuh dan airnya membasahi celana saya,  dan kemudian si fans tadi bertanya, “Which one is Tom?” Aduh! Menerobos antrian, tidak tahu yang mana Tom Angelripper, dan menumpahkan air di celana saya pula! Saya kemudian menjawab, “If you don’t know which one is Tom, then you are not belongs here!” Akan tetapi kemudian saya malah menyesali kata2 saya. Karena bisa jadi dia adalah seorang fans yang memang mengenal Sodom dari CD kopian, CD bajakan atau semacamnya dan belum familiar dengan wajah2 personil Sodom. Hal ini sepertinya adalah logis, karena kaset Sodom memang sangat langka (beredar dengan jumlah sangat terbatas pada akhir 80-an dan awal 90-an) dan belum ada rilisan lokal dalam format CD (Catatan penulis: referensinya adalah sampai tahun 2007, ketika tulisan ini dibuat). Jadi dalam banyak kasus, satu-satunya cara untuk mendapatkan rilisan resmi Sodom (kaset, CD, DVD) adalah dengan mailorder ke distro-distro di luar negeri. Sebuah solusi yang relatif mahal tentunya, dan hal ini bukanlah untuk semua orang. Sementara itu, rilisan lokal dalam bentuk kaset yang resmi-pun sangat jarang menampilkan foto dari band ini di sleeve-nya. Kembali ke si fans tadi, bukti dia seorang fans Sodom adalah dia menyempatkan diri  datang ke acara meet and greet, ikut mengantri, dan mencari tahu yang mana Tom Angelripper. So, to you, whoever you are. I’d like to say that I’m really sorry. I’m really sorry. I’m really sorry. Tidak pada tempatnya saya bicara seperti itu ke sesama fans Sodom. Kalaupun saya harus marah, itu hanya karena dia (si fans tadi) menumpahkan air minum di celana saya. Dingin lagee. 🙂

Sodom, meet & greet 3

Remembering that day: saya dan rekan-rekan Metalhead lainnya.

Kemudian, saya keluar ruangan konferensi pers dengan perasaan yang tidak dapat dideskripsikan dengan kata2: DVD “Lords of Depravity Part 1” milik saya sudah ditandatangani oleh Tom dan kawan2! Kemudian dengan senyum penuh kemenangan saya memamerkan DVD saya ke Supri Desecrator yang dari tadi terlihat santai2 saja. Akan tetapi Supri kemudian menanggapi dengan senyum yang sangat jahat, dan kemudian memamerkan CD2-nya yang juga sudah di-sign  oleh Tom & friends: paling tidak saya melihat ada “Persecution Mania” (1987), “Agent Orange” (1989), dan M-16 (2001). Semuanya signed by Sodom! Wah, Supri Desecrator memang selalu berada beberapa langkah di depan. 🙂

Alright then, it’s fourteen something in the afternoon, let’s go to Bulungan! Saya, Supri, Uyung, plus Andri DeadSquad langsung meluncur menuju Bulungan dengan mobilnya Hendro Caster. The adventure is about to begin! Di sepanjang perjalanan Supri dan Andri saling sahut menyahut tentang suka dukanya menjadi panitia pada even2 Metal sebelumnya, yaitu Dragonforce & Kreator.  Terutama Andri, ini anak bicara apa adanya, tanpa basa-basi, straighforward, dan benar2 merefleksikan karakter musiknya DeadSquad. Metal! Very nice to know you dude! 🙂 Akhirnya, setelah cukup lama bergosip Metal di mobil, sampailah kita di Bulungan. Akan tetapi pintu masuknya masih ditutup dan dijaga sekuriti. Wah, belum boleh masuk bro! Kemudian setelah melihat muka si Andri, sang sekuriti langsung nyengir dan membukakan pintu. “Tenang, kita bawa preman”, kata Hendro Caster. 🙂

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Andri kemudian langsung ikut aktivitas sound check bareng Sodom dan personil Mipro lainnya. Sementara saya, Supri, Uyung, dan Hendro Caster nongkrong di sekitar stage, membidik beberapa foto ketika Sodom melakukan sound check, lihat2 CD di distro dadakan di sekitar Bulungan, atau sekedar diskusi ringan mengenai track2 yang akan dibawakan Sodom.

Bersambung ke bagian 2: Sodom on stage!

Leave a comment