Article written by: Riki Paramita
Sebuah self titled album, apabila dirilis setelah sebuah band eksis di genre-nya (dengan beberapa album) adalah lebih dari sekedar album ‘berikutnya’ melainkan sudah menjadi sebuah personal statement: sebuah personal statement tentang eksistensi, differensiasi dalam bermusik, perspektif pemikiran, dan seringkali menjadi semacam summary dari eksistensi band tersebut secara keseluruhan. Sebuah penegasan mengenai identitas dari band itu sendiri: sebuah album yang apabila didengarkan, diharapkan akan memberikan deskripsi yang relatif komprehensif dari band tersebut, dan tidak hanya berisikan tema atau topik yang seringkali bersifat diskret yang ditampilkan pada album-album ‘biasa.’ Singkat kata, sebuah self titled (terutama apabila bukan album yang pertama) akan memberikan tekanan psikologis tersendiri ke band yang bersangkutan untuk menghasilkan sebuah masterpiece dimana Continue reading
