
Suffocation, formasi 2007: Mike Smith (Drum), Derek Boyer (Bass), Frank Mullen (Vokal), Guy Marchais (Gitar), Terrance Hobbs (Gitar).
Reported by: Riki Paramita
Binded, Tortured, and Finally Got Killed: SUFFOCATION Live in Jakarta 2007
- Even: Suffocation, Infecting Indonesia Tour 2007
- Venue/ Date: Jakarta, 12 Agustus 2007, Pantai Festival Ancol
- Opening Act: Panic Disorder, Kumal, Purgatory, Jasad, Tengkorak
- Event Organizer: Mipro (Boss Ucok)
Catatan: versi original dari artikel ini pernah di-posting di mailing list i-Rock!, pada 14 Agustus 2007.
First of all, saya ingin mengucapkan terima kasih dan salut yang sebesar2nya ke rekan2 Mipro, terutama Boss Ucok, yang sudah bersusah payah mendatangkan Suffocation ke Indonesia. You rule brothers! Well, saya bukanlah ‘the chosen one’ seperti rekan2 even organizer, musisi Extreme Metal lokal, atau para kontributor lainnya yang secara signifikan berkontribusi untuk dunia Metal di tanah air. I am nobody from nowhere. Kontribusi saya barangkali hanyalah pada level selemah-lemahnya ‘iman Metal’; yaitu menjadi Metalhead yang akan terus konsisten datang ke even2 Metal (Catatan penulis: hal ini sangat tidak konsisten, karena dari 2008 sampai 2013 aktivitas consulting secara telak mengalahkan aktivitas Metal :-(), membeli rilisan original dari musisi2 Metal lokal (masih konsisten sampai 2013 :-)), dan pada beberapa kesempatan menulis hal-hal yang positif tentang Metal (I’m trying! 🙂 2013); sehingga Metal tidak disalahartikan sebagai sub-kultur marginal yang seringkali berkonotasi negatif. Apabila masing2 individu memainkan peranannya sekecil apapun itu, maka efek sinergisnya akan luar biasa. Luar biasa, seperti yang terjadi pada 12.08.07 malam ketika lebih dari 4,000 Metalheads berkumpul untuk menyaksikan Suffocation menggelar konsernya. Tokoh fiktif Kirk Cuddy di film “Rockstar” pernah berkata dengan logat British-nya, “They are (the fans) are our very lifeblood.” Jadi, tidak ada peranan (positif) yang tidak penting di dalam komunitas Metal. Metal live on! Death Metal live on!

Sebelum gigs ini, saya merasa akan kesulitan untuk mengidentifikasi track2 dari Suffocation. Bukan karena saya kurang familiar dengan Suffocation (pemahaman saya barangkali masih jauh di bawah rekan2 yang lain, akan tetapi saya cukup yakin bahwa pemahaman saya cukup representatif), akan tetapi lebih karena struktur lagu pada genre Brutal Death yang cenderung mempunyai pattern yang berbeda dengan genre lain (terutama yg menggunakan clean vocal), dimana tidaklah mungkin untuk precisely mengingat pattern vokal (apa yang memorable dari sebuah pattern yang berwujud growl? :-)) sehingga keakuratan dalam mengidentifikasikan tracks Brutal Death adalah lebih ke ketajaman ingatan terhadap pola riffing & lead guitar, atau pattern drum. Terus terang cukup sulit, apalagi untuk kategori ‘a plain simple fans’ seperti saya, yang so pasti knowledge-nya belumlah sedalam rekan2 musisi yang pernah memainkan track2 Suffocation. Dalam mengidentifikasi track2 ini, tentunya saya banyak terbantu dengan introductory yang diberikan oleh Frank Mullen pada beberapa tracks, akan tetapi pada beberapa kasus saya masih menemukan track2 dimana saya masih harus mencari clue dari lirik atau pola riff gitar. But, finally I think I’ve done my homework very well. 🙂

Sekitar jam 20.00, Suffocation mengambil alih panggung. Para personil original; Frank Mullen (Vokal), Terrance Hobbs (Gitar) dan Mike Smith (Drums); dikombinasikan dengan rekrutan anyar seperti Derek Boyer (Bass) yang pernah bermain untuk nama2 besar seperti Decrepit Birth & Dying Fetus, dan Guy Marchais (Gitar) yang merupakan teman lama para personil Suffocation; yang direkrut untuk mengisi kekosongan posisi gitaris yang ditinggalkan Doug Cerrito. Line up yang cukup solid, let’s see what they can do, tonight is the night!
Track#1 : “Thrones of Blood” (dari album “Pierced from Within” 1995)
Tanpa banyak basa-basi, Suffo membuka penampilan mereka dengan “Thrones of Blood” yang diambil dari album mereka yang mostly-engineered, yaitu “Pierced from Within.” Duet Terrance Hobbs – Guy Marchais langsung sahut menyahut dengan ketukan drum Mike Smith dan bass Derek Boyer. Pemilihan “Thrones…” sepertinya merupakan isyarat bahwa arah musik Suffo akan lebih ke technical sound ketimbang Brutal Death yang cenderung didominasi oleh pola blast beats. “Thrones…” dimainkan dengan sangat rapi, pattern gitar dengan tempo lambat yang mengikuti kerangka lagu melalui ketukan drum Mike Smith & bass Derek Boyer, plus pattern vokal Frank Mullen yang juga seperti mengikuti ketukan drum. Teknik ‘bernyanyi’ (growl) Brutal Death yang sangat jauh berbeda dengan clean vocal secara atraktif diperagakan oleh Frank Mullen. Frank sangat memperhatikan ketukan lagu, yang terlihat dari tangannya yg selalu seperti memberikan aba2 atau seperti isyarat untuk ketukan lagu. Crowd juga histeris setiap Terrance ber-solo gitar (riffing) yang merupakan bridge untuk tempo yang lebih cepat.

Curiosity saya yang paling besar untuk gigs-nya Suffo adalah mengenai presisi dari permainan instrumen dan vokal. Dan hal tersebut langsung terjawab di track pertama. Suffo bermain dengan sangat presisi, terkontrol, dan seolah2 memberikan pelajaran bahwa sebuah band harus mempunyai tingkat musikalitas yang representatif sebelum memproklamirkan diri sebagai band Brutal Death. Tidaklah mengherankan karena di hadapan saya sedang bermain salah satu band yang mendefinisikan sub-genre Brutal Death untuk pertama kali, sang originator! Along side Morbid Angel, Cannibal Corpse, Deicide, atau Malevolent Creation.
Track#2 : “Infecting the Crypts” (dari album “Effigy of the Forgotten” 1991)
Setelah “Throne..” Frank menyempatkan diri untuk menyapa penonton. Secara ekspresif Frank mengatakan bahwa crowd Jakarta benar2 ‘sakit’ (“You guys are totally, definitely sick!). Frank juga mengatakan bahwa dia mendengar cerita mengenai crowd Indonesia dari Napalm Death yang mengatakan “Dude, you got to play there (Indonesia), they are totally sick!” Yeah, Frank. Sick as fu**! 🙂
Kemudian Suffo memainkan “Infecting the Crypts” yang dibuka dengan tempo cepat, dan tiba2 tempo berubah menjadi lebih lambat dengan sound gitar yang groovy. Crowd histeris! Sepertinya track ini adalah salah satu track yang paling familiar untuk crowd Metal di sini. Situasi mulai ‘panas’ dan mulai ada yang moshing, slam dance, dan mulai ada emosi yang terlibat. Emosi yang dimulai 16 (enam belas) tahun yang lalu ketika pertama kali mendengarkan album “Effigy..” Saya mencoba untuk meningkatkan sensitivitas telinga saya untuk menyimak permainan gitar Guy Marchais yang disebut2 berbeda dengan the legendary Doug Cerrito. But, in my opinion, Guy bermain sebagaimana seharusnya gitaris Suffo bermain dan sound yang dihasilkan sangat mirip dengan rekaman studio mereka. Hal ini sepertinya juga dipengaruhi oleh jam terbang Guy yang pernah bergabung bersama Suffo di periode awal (1988-1990), sehingga adaptability bukanlah suatu masalah bagi Guy. Permainan Guy yang rapi membuat ketidakhadiran Doug Cerrito bukanlah masalah yang serius bagi Suffo.
Track#3 : “Abomination Reborn” (dari album “Suffocation” S/T 2006)

“The next song’s called “Abomination Reborn!” Track yang diambil dari rilisan terakhir mereka. The modern sound of Suffocation! Dibuka dengan riffing liar Terrance & Guy, dan langsung blast beats! Kemudian tempo menjadi lambat dan langsung disambut oleh lead dari Terrance. Seperti biasa, crowd langsung menyambut dengan histeris. “Abomination Reborn”? Sepertinya bukan kebetulan track ini menempati urutan teratas (setelah intro) pada album self titled Suffo. Saya jadi teringat dengan album live mereka yang berjudul “The Close of a Chapter” yang dirilis tidak jauh dari album self titled. Kata2 “The Close” dan “Reborn.” Sepertinya Suffo mempunyai visi untuk tetap berkarya dan eksis dunia Brutal Death, dan tidak mengulangi kesalahan mereka pada akhir 90-an yg lalu, dimana mereka sempat bubar.
Track#4: “Catatonia” (dari album “Human Waste” 1991)
Track berikutnya adalah “Catatonia” yang menurut Frank adalah track pertama yang di-composed oleh Suffo ketika dia dan Terrance masih di high school. Kental dengan influence Classic Thrash plus blast beats. Riff gitar dan melodi di awal track (yang merupakan salah satu nilai plus dari track ini) diperagakan dengan sempurna oleh Terrance dan Guy. Dari track ini dapat ‘dibaca’ visi awal Suffocation untuk bermain di jalur cepat dengan tetap memperhatikan kompleksitas di sisi teknis bermusik. Sebuah tembang Death Metal klasik!
Track#5: “Breeding the Spawn” (dari album “Breeding the Spawn” 1993)
“Giving a birth to evil children…. Breeding the spaawwnn…” Teriak Frank Mullen. Ah, “Breeding the Spawn” dari album mereka yang paling awfully engineered! Akan tetapi pada momen ini yang muncul adalah “Breeding..” dalam versi yang sangat fit; dengan sound gitar yang pas, ketukan drum dan bass yg terdengar jelas, dan vocal Frank yang tidak ‘over exposed’ seperti di rekamannya. Crowd? Crowd mulai menunjukkan karakter Brutal Death-nya dengan ‘kekacauan’ yang mulai terjadi di depan stage. 🙂
Track#6: “Torn Into Enthrallment” (dari album “Pierced from Within” 1995)
Tiba2 Guy & Terrance bermain cukup melodis, dan Metalheads yang berdiri di sekitar saya mulai menebak2; “oh, ini cuman solo gitar.” “Bukan, ini lagu man, tapi judulnya apa ya?” Saya baru ingat, ini adalah salah satu materi di “Pierced from Within” tapi judulnya saya lupa. Track yang dimulai dengan riff gitar yang cukup melodius, kemudian dilanjutkan dengan ketukan drum dengan tempo mid yang mengiringi duet gitar plus vokal Frank Mullen. Kemudian hening, dan suara bass Derek Boyer mendominasi speaker, dan disambung dengan pola blast beats dalam pattern yang terputus2. Oh, ini adalah “Torn of Enthrallment.” 🙂
Track#7: “Entrails of You” (dari album “Suffocation” S/T 2006)
Kelar “Torn..” Frank kembali berkomunikasi dengan audiens, dan mengatakan bahwa pada album baru mereka yg S/T, Suffocation berusaha menampilkan track2 yang merupakan interpretasi dari kondisi emosi yang berbeda2, seperti: love, disappointment, dan kesedihan yang menyertainya. Tetapi tentunya dengan sound ala Suffocation. “Leave that (ballad) to the pretty boys”, kata Frank. 🙂 “With the last whispers of breath left upon your lips. You still reach to call out as if to say something that once was meant. But it distorts my ears as it has no meaning anymore. What was that you were saying? I can’t hear you. Speak up, what? Still not understanding. Sorry, Goodbye, goodbye.” Cukup menyentuh untuk ukuran musisi Brutal Death. Sepertinya Frank menceritakan something about his divorced wife. Sad story.
Track#8 : “Liege of Inveracity” (dari album “Effigy of the Forgotten” 1991)

Kemudian Suffocation kembali going nuts dengan “Liege of Inveracity” sebuah track yang mega-brutal yang diambil dari album “Effigy of the Forgotten” yang legendaris. Semuanya serba cepat, duet gitar, bass, dan pola blast beats pada drum. Crowd menjadi semakin panas dan kondisi di depan panggung menjadi ‘out of control’: moshing, slam dance, headbanging. Brutal Death! Brutal Death Metal!
Track#9 : “Tomes of Acrimony” (dari album “Souls to Deny” 2004)
“The next song’s called, Tomes of Acrimony!” Kemudian terdengarlah duet riffing gitar Guy & Terrance yang cukup catchy. Sound gitar pada track ini memang agak tipis dan lebih mengkedepankan aspek teknikal, walaupun masih ada beberapa blast beats. The crowd? Chaos beneath the stage!
Track#10 : “Pierced from Within” (dari album “Pierced from Within” 1995)
“This is pierced froomm…? Withiiin!” Pancingan Frank langsung disambut oleh crowd yang memang sangat familiar dengan album Suffocation yang paling clean dari sisi production-nya. Opening drum beats oleh Mike Smith, langsung disambut oleh duet Terrance & Guy, plus Derek Boyer, dan seterusnya adalah blast beats! “Welcomee… To my church!” teriak Frank Mullen. Track dengan ketukan yang cukup kompleks ini dimainkan dengan sangat rapid dan presisi oleh Frank & friends. Tidak sekalipun terjadi ketertinggalan ketukan pada masing2 instrumen, padahal ini sudah track #10! Maksudnya, track #10 untuk gigs Brutal Death Metal! You know what I mean? 🙂
Track#11: “Bind Torture Kill” (dari album “Suffocation” S/T 2006)
“The title of the next song is very straight forward, and describing what Suffocation really are.” Saya langsung berteriak,”Biindd… Tortureee… Kill…..” “This called, Bind Torture Kill.” Benar! Track yang paling mencuri perhatian pada album terakhir mereka! Kemudian terdengar raungan gitar Terrance yang langsung disambut blast beats dan growl Frank. Crowd sudah tidak dapat dideskripsikan lagi; total chaos dan tidak kalah brutal dengan sound yang dihasilkan Suffocation. “Bind torture kill! Bind torture kill!”
Track#12: “Funeral Inception” (dari album “Despised the Sun” 1997)
Tiba2 Terrance & Guy langsung memainkan riff berat yang diikuti ketukan drum lambat, diikuti solo riffing oleh Terrance, dan blast beats tanpa kompromi. Track apa ini? Sound yang cepat dan tanpa kompromi seperti ini must be dari “Effigy..” atau “Despised the Sun.” “God Forbid… God Forbidden… “, teriak Frank Mullen. Ah, ini adalah “Funeral Inception!”

Setelah kelar “Funeral…” lampu stage mati dan Suffo pamit ke penonton . “Even a good thing must come to an end”, kata Frank Mullen sambil tersenyum, Kelihatan sekali kalau Frank & friends cukup puas dengan gigs mereka malam ini. Semua serba terukur, rapi, dan presisi; baik itu permainan Suffocation sendiri, maupun settingan sound yang dapat dikatakan mendekati sempurna. Reaksi crowd ? Tentu saja protes. “We want more, we want more, we want more.” Koor ini berlangsung untuk beberapa saat sebelum akhirnya Frank kembali ke stage dan ‘memanggil’ rekan2nya yang lain. “We will play one more song. The song which categorized as antiques in Brutal Death’s world.”
Track#13: “Effigy of the Forgotten” (dari album”Effigy of the Forgotten” 1991)
Kemudian tanpa basa-basi lagi Suffocation langsung menggeber track yang full of blast beats dengan sound gitar yang sangat familiar. Ah, ini adalah “Effigy of the Forgotten.” Track yang mendefinisikan blueprint dari konsep Brutal Death Metal di awal kelahiran genre ini pada tahun 1991! Penonton langsung menyambut dengan aksi2 brutal seperti hendak menghabiskan seluruh energinya untuk track terakhir ini. Semua energi tumpah pada track terakhir ini. Saya belum pernah melihat secara langsung gigs Metal yang sedemikian brutal seperti pada malam ini. Ternyata massa Death Metal; Brutal Death Metal masih ada. Brutal Death Metal masih hidup! Brutal Death Metal live on!
Akhirnya Suffocation menyudahi penampilan mereka pada malam itu dan pamit ke penonton. Penonton tidak langsung bubar tetapi memberikan standing ovation (dari awal emang udah berdiri soalnya :-)) ke sang originator dari Brutal Death Metal. Suffocation rules! Watch out Morbid Angel, Deicide, Decrepit Birth, Cannibal Corpse, or Malevolent Creation! The godfather of Brutal Death are here, alive, and playing as hard as hell !
Finally, Suffocation sekarang bukanlah lagi the most brutal band on earth. Ada banyak band yang kompleksitas musiknya dan struktur lagunya lebih kompleks dan lebih brutal dari Suffocation. Dunia Brutal Death Metal sudah menjadi semakin ekstrim dan kompleks. Masa depan barangkali adalah zamannya Visceral Bleeding, Decrepit Birth, Odious Mortem, Aeon, The Crown, Origin, Hate Eternal, atau Myopia (Catatan: ini adalah referensi pada tahun 2007, saat tulisan ini dibuat. Landscape Death Metal pada 2013 sekarang tentunya sudah berbeda). Akan tetapi tetap ada respek tersendiri untuk band2 yang mendefinisikan sebuah genre relatif terhadap band2 yang membuat genre tersebut semakin luas dan besar. Apabila Frank Mullen & Terrance Hobbs tidak memutuskan untuk bermusik di high school dulu barangkali definisi Brutal Death Metal tidaklah seperti yang kita kenal sekarang.
Jakarta, 12.08.2007. Brutal Death Metal Live On!

Catatan: foto adalah hasil bidikan Doni Herdaru Tona (Funeral Inception), Novita & Opaq dari Borderless, dan Andry Agoes Bisono dari i-Rock!. Saya tidak sempat untuk membidik satu foto-pun karena seluruh fungsi kognitif saya dikonsentrasikan untuk mengidentifikasi track2 Suffocation dan menikmati konser ini tentunya. Terima kasih teman-teman, you rules! 🙂

