
Reviewed by: Riki Paramita, Oct 23, 2007 4:16 PM.
MONSTROSITY adalah salah satu band yang bersifat underrated di domain Death Metal. Apabila kita berbicara mengenai originator dan main act di genre ini (Death Metal+Blastbeats) pembicaraan selalu mengarah ke Morbid Angel, Suffocation, Cannibal Corpse, Deicide, atau Malevolent Creation. Untuk generasi berikutnya, publik lebih cenderung untuk membicarakan Dying Fetus atau Cryptopsy. Sementara itu untuk modern Death Metal, nama2 yang disebut tidak akan jauh2 dari Nile, Behemoth, Hate Eternal, atau Arch Enemy. Apa yang salah dengan Monstrosity? Padahal Monstrosity adalah band yang lahir pada periode awal pertumbuhan Death Metal pada akhir 80-an dan termasuk salah satu band yang disegani di Floridian Death Metal scene, yg merupakan ‘kota suci’ untuk Death Metal. Karya2 mereka dapat dikategorikan sebagai masterpiece di genre-nya dan menunjukkan kompetensi yang relatif dalam secara teknis bermusik (musicianship). Barangkali faktor produktivitas dalam membuat album, turn over yang relatif tinggi pada personil, dan mis-manajemen di dalam tubuh Monstrosity yang membuat band ini tidak mendapatkan status yang sebenarnya layak mereka dapatkan.
Monstrosity adalah band yang bermarkas di Fort Lauderdale – Florida yang dibentuk pada akhir 1980-an, dan secara intens memainkan Death Metal pada 5 (lima) album mereka : “Imperial Doom” (1992), “Millennium” (1996), “In Dark Purity” (1999), “Rise to Power” (2003), dan terakhir “Spiritual Apocalypse” (2007). “Millennium” dan “In Dark Purity” mendapatkan sambutan yang luar biasa di domain Death Metal: “Millennium” disebut sebagai album yang sangat presisi secara teknis dan editor Metal Maniacs Magazine menjadikan album ini sebagai #1 di playlist-nya; sementara “In Dark Purity” disebut oleh Metal Maniacs Magazine sebagai ‘the expansion of Death Metal parameters.’

Kata2 apa yang tepat untuk mendeskripsikan album anyar mereka “Spiritual Apocalypse” (2007)? Sebelum membahas album ini, mari kita lihat ke susunan personil Monstrosity pada 2007 in: Lee Harrison masih berada di belakang drum kit. Lee adalah konseptor dan penulis lirik utama untuk Monstrosity. Lee juga satu2nya personil original yang masih bertahan di Monstrosity. Departemen vokal diisi oleh Mike Hrubovcak, yang dikenal dengan karakter growl-nya yang powerful. Kehadiran Mike sepertinya akan dapat menghapus kenangan akan George “Corpsegrinder” Fisher sebagai frontman di Monstrosity (Cannibal Corpse lebih membutuhkan George :-)). Karakter vokal Mike Hrubovcak yang pure-Death Metal-growl sangat kompatibel dengan struktur lagu dan sound musik Monstrosity secara keseluruhan. Selain di Monstrosity, Mike juga masih terdaftar sebagai vokalis untuk Vile, sebuah band Brutal Death Metal. Posisi bassist diisi oleh Mike Poggione, yang dikenal dengan permainan teknikal-nya. Tidaklah mengherankan karena Mike Poggione juga masih terdaftar sebagai bassist untuk Capharnaum, sebuah band Technical Death Metal. Departemen gitar diisi oleh Mark English, gitaris yang sudah terlibat dalam rekaman studio Monstrosity sejak era “Rise to Power” (2003). Akan tetapi pada “Rise…” Mark hanya kebagian beberapa solo guitar saja. Sedangkan di “Spiritual..” Mark adalah gitaris utama. Perhatian harus ditujukan ke Mark English; karena kekuatan “Spiritual Apocalypse” ternyata sangat banyak dibentuk oleh permainan gitarnya. Secara komposisi, personil Monstrosity pada 2007 ini cukup kompeten dan berimbang, kecuali beberapa potensi masalah yang timbul karena beberapa personilnya mempunyai band lain selain Monstrosity.

“Spiritual Apocalypse” dibuka dengan track yang berjudul sama yang secara representatif menggambarkan maksud album ini secara keseluruhan: pure Death Metal, the American way! Vokal dengan karakter growl yang sangat kuat, blastbeats drumming yang konsisten tetapi jauh dari kesan repetitif, riff gitar yang cepat yang mengambil pattern pada Classic Floridian Death Metal, plus beberapa solo guitar yang mengingatkan kita pada permainan Alex Skolnick, James Murphy, atau Trey Azagthoth. Secara pola dan struktur lagu, Monstrosity masih menganut pola Classic Death Metal seperti layaknya sound band2 asal Florida pada masa awal pertumbuhan genre ini. Pattern klasik ini dikombinasikan dengan beberapa sentuhan modernisasi, terutama pada departemen gitar yang cukup banyak memainkan solo2 yang listenable: melodik dan jernih, yang dimainkan dalam komposisi yang tepat sehingga track2 Monstrosity tidak terjebak menjadi terlalu melodius. Setelah album “Spiritual..” ini saya yakin akan banyak pihak2 yang mulai membandingkan Mark English dengan gitaris2 penyandang status ‘virtuoso’ di domain Death Metal: Trey Azagthoth, James Murphy, Muhammed Suicmez, Michael Amott, atau Ralph Santolla. Mark pantas mendapatkan kredit tersendiri setelah guitar showdown yang diperlihatkannya pada album ini: sebuah kombinasi yang pas antara riff2 cepat dan brutal dengan solo guitar yang melodius. Track #1: “Spiritual Apocalypse” dengan sukses mendemonstrasikan bagaimana (Classic Floridian) Death Metal seharusnya dimainkan. Track #2: “Firestorm” melanjutkan anthem perang Monstrosity. Pada track ini kembali Mark English mencuri perhatian dengan solo guitar-nya pada 2:15. Track #3: “Apostles Of The Endless Night” Monstrosity memainkan riffing yang sedikit terdengar eksperimental, dengan tempo mid. Aspek teknikal lebih ditonjolkan pada track ini dan track ini mempunyai pattern yang relatif berbeda dengan track2 pendahulunya. Mark English kembali unjuk gigi dengan solo guitar-nya, dan ketika melewati pertengahan lagu (3:20) kita dapat mendengar riffing yang mengingatkan kita pada Morbid Angel di periode awal. Track #4: “Within Divisions Of Darkness” adalah track bertempo cepat dengan riffing yang sangat Floridian Style. Pada “The Inhuman Race” Monstrosity sedikit ber-eksplorasi dengan aspek2 teknikal pada riffing gitar dan ketukan drum. Track ini terdengar sudah ter-influenced oleh pattern Death Metal yang lebih modern. Track#6: “Remnants Of Divination” adalah track dengan tempo mid yang dibuka oleh riffing gitar yang terdengar epic-style dalam format Floridian Death Metal. Track ini cukup mencuri perhatian lewat riffing2 gitarnya, dan memberikan pelajaran bahwa a good Death Metal tidaklah harus bertempo cepat. Track#7: “Illumination” adalah sebuah keyboards instrumental, yang merupakan satu2nya hal yang ‘cukup mengganggu’ pada keseluruhan album :-). Track2 berikutnya “Sacred Oblivion”, “The Bloodline Horror”, dan ditutup oleh “Triumph In Black” secara konsisten menunjukkan kelas Monstrosity sebagai band Death Metal kelas satu, dan gitaris Mark English akan mulai menjadi objek benchmark untuk permainan gitar para virtuoso di genre ini.

“Spiritual Apocalypse” adalah sebuah come back yang cukup sukses untuk Monstrosity setelah kurang lebih 4 (empat) tahun vakum untuk studio album. Pada album ini Monstrosity menemukan kematangan dalam bermain dan keberhasilan dalam memformulasikan konsep dan karakter sound. “Spiritual Apocalypse” adalah sebuah rilisan yang sangat kuat dan tidaklah berlebihan kalau saya mengklasifikasikannya sebagai salah satu rilisan terbaik di genre Death Metal pada 5 tahun terakhir. Apabila Morbid Angel seperti kehilangan touch-nya di “Heretic”, Cannibal Corpse cenderung tidak menghadirkan sesuatu yang baru di “Kill”, Suffocation terdengar sudah dimakan usia di album self titled-nya, dan Malevolent Creation seperti mengalami masalah dengan pemilihan soundscape di “Doomsday X”, maka Monstrosity justru berjalan melawan arus dengan rilisan yang sangat qualified untuk memastikan tempat mereka di blantika elit pada domain Death Metal.
Monstrosity – “Spiritual Apocalypse” adalah bersifat fully recommended untuk fans yang ingin mendengar/ ingin mengetahui bagaimana Death Metal terbaik dimainkan.
Line Up:
- Mike Hrubovcak – Vocals
- Mark English – Guitar
- Mike Poggione – Bass
- Lee Harrison – Drums
Tracks:
- Spiritual Apocalypse – 04:02
- Firestorm – 04:48
- Apostles Of The Endless Night – 05:51
- Within Divisions Of Darkness – 04:19
- The Inhuman Race – 05:12
- Remnants Of Divination – 06:11
- Illumination – 00:46
- Sacred Oblivion – 03:00
- The Bloodline Horror – 06:23
- Triumph In Black – 05:30
Categorised as: Death Metal, Technical Death Metal, Floridian Death Metal
